Skip to content

Lord of Magna: Maiden Heaven

Seperti halnya sang pendahulu, Nintendo 3DS selaku game handheld adalah gudang dari game-game niche RPG yang tidak banyak dirilis di pasaran barat. Kita perlu bersyukur bahwa publisher XSEED Games masih rela melokalisasi game-game ini kendati tahu bahwa peminatnya tak besar.

Lord of Magna pertama dibuat oleh studio Neverland, studio developer yang juga membuat game-game Rune Factory. Sayangnya ketika pengembangan game ini berlangsung setengah jalan, Neverland mengalami kebangkrutan. Akhirnya Marvelous (yang adalah publisher dari game ini) merasa sayang apabila Lord of Magna tidak diteruskan proses pengembangannya. Mereka mengambil alih proses pengembangan game ini, menyelesaikannya, lantas merilisnya di pasaran.

Adalah mungkin karena alasan ini Lord of Magna terasa sebagai sebuah game yang… kurang sempurna.

LoM_Feb122015_07

Satu hal yang langsung terasa dalam game ini adalah pacing yang aneh. Sementara game ini memiliki pacing yang lambat dari Chapter 1 – 5, seakan seperti pengenalan akan dunianya, mendadak pacing dari Chapter 6 hingga selesai bergerak dengan sangat cepat. Belum lagi karakter-karakter dalam game ini terasa seperti kurang tergali dan side-quest yang ada bisa dibilang minor (kalau tidak mau dibilang tidak ada).

Dan itu sangat disayangkan sebab sebenarnya game ini memiliki potensial untuk menjadi sesuatu yang spesial.

Fokus dari game ini adalah sang hero bernama Luchs Eduard. Dia menjalani hari-harinya membuka sebuah penginapan dengan damai… karena tidak ada satupun orang yang menginap di sana. Perubahan dalam hidupnya terjadi ketika ia mencari kristal di dalam gua, ia diserang oleh monster. Nasib Luchs nyaris tamat kalau bukan karena ia diselamatkan oleh seorang gadis jelita yang terperangkap dalam es dan memanggilnya “Master“.

Lord_of_Magna_(NA)

Gadis ini adalah Lottie, satu dari tujuh bidadari yang nantinya akan ditemui oleh Luchs dalam petualangannya. Kehidupan dari Luchs menjadi lebih semarak karena kehadiran mereka, mengisi penginapan yang tadinya tanpa orang menjadi lebih semarak akan tawa dan kehidupan… kehidupan harem.

Oleh karena berasal dari studio yang menciptakan Rune Factory game ini juga mengaplikasikan sistem dating yang membuat serial Harvest Moon populer (selain tentu saja bercocok tanam yang bisa kalian lakukan melalui fitur StreetPass). Seperti yang bisa kalian tebak tujuh bidadari itu bisa kalian aja berkencan dalam Heart Event. Sayangnya tidak seperti Rune Factory di mana kita bisa membangun perhatian gadis dambaan hati kita di sini segalanya – lagi-lagi – terasa seperti dipercepat. Bahkan kalau kalian ketinggalan Heart Event yang pertama dan kedua, kalian bisa langsung melompat ke Heart Event yang ketiga. Benar-benar aneh.

Tapi ah, kita tidak bermain game ini untuk even dating-nya bukan? Bagaimana dengan mekanisme gameplaynya sendiri? Awalnya Lord of Magna terasa beda karena musuh yang ada di satu map biasa sangat banyak, seperti sebuah gerombolan yang masing-masing memiliki pemimpin. Selama pemimpin itu masih hidup, ia bisa terus memanggil gerombolan-gerombolannya untuk menyerang kita sehingga tujuan utama dalam permainan adalah menghabisi sang pemimpin. Terlepas dari nilai unik itu Lord of Magna tak banyak berbeda dengan game-game Strategy RPG lainnya. Setiap karakter memiliki range serangan mereka sendiri dan spesifikasi mereka sendiri. Ada bidadari yang tangguh dalam pertarungan jarak dekat, menembak dari jarak jauh, dan yang berfungsi sebagai support. Luchs sendiri adalah karakter yang berfungsi lebih sebagai support karena jangkauan serangannya yang kecil, pendek, dan relatif lebih lemah dibandingkan karakter-karakter lainnya.

LoM_Feb122015_09

Hal yang mengecewakan dalam game ini tentu saja adalah betapa sedikitnya hal yang bisa dilakukan ketika tidak menjalankan misi utama. Seperti yang saya katakan tadi game ini tidak memiliki subquest apapun untuk kita mainkan. Selain Heart Event (yang bisa diaktivasikan hanya dengan berbicara dengan karakter gadis yang kita mau) tidak ada subquest lain kecuali melakukan grinding demi mendapatkan item yang mau kita gunakan untuk Crafting Skill yang baru. Hal yang dilakukan Marvelous supaya game ini terasa lebih panjang? Membuat item-item yang ada sangat mahal supaya gamer dipaksa melakukan grinding demi membelinya.

Dengan kualitas animasi dan suara yang pas-pasan (tidak ada fitur untuk mengubah dwi-bahasa dalam game ini) bahkan momen-momen fanservice dalam game ini terasa hambar (kalian bisa mengeceknya dari Youtube), ahhh, tak perlu rasanya menghabiskan waktu lebih dari 20 jam bersama bidadari-bidadari yang datar dan membosankan ini.

Score: C-

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

%d bloggers like this: