The Visit
Satu dekade yang lalu mendengar nama M. Night Shyamalan menyutradarai film horor adalah jaminan mendapatkan film horor berkualitas dari seorang sutradara yang menggarap film seperti The Sixth Sense, Unbreakable, maupun Signs. Sungguh sayang setelah film-film tersebut kualitas dari film-filmnya semakin menurun. Dua film terakhir darinya: The Last Airbender dan After Earth menunjukkan bahwa Shyamalan berusaha keluar dari pakemnya sebagai sutradara film horor semata. Sial baginya, film-film tersebut malahan lebih hancur lagi kualitasnya.
Maka kini kembali lagilah Shyamalan ke akarnya: film horor. Ia menyutradarai sebuah film horor berjudul The Visit. Bisa dibilang ini seperti sebuah karya yang back to the basic bagi Shyamalan. Bisakah film ini membangkitkan kembali karirnya yang terpuruk? Apakah dalam film ini kita bisa melihat sisa-sisa dari kejeniusan sang sutradara yang dulunya mampu membuat kita terperangah dengan twist-twistnya?
Dua bersaudara Rebecca dan Tyler memutuskan untuk memberi kepada Mama mereka kesempatan untuk berduaan dengan pacar barunya. Cara mereka adalah dengan pergi ke rumah kakek-nenek mereka yang telah bertahun-tahun tak pernah mereka kunjungi (bahkan dari lahir pun tak pernah). John dan Doris adalah dua kakek-nenek yang baik hati tetapi juga agak aneh. Semula Rebecca dan Tyler tak peduli dengan segala macam keanehan itu, toh orang tua kan memang selalu aneh di mata anak muda. Akan tetapi keanehan-keanehan itu semakin menjadi-jadi. Ditambah dengan larangan-larangan yang tidak jelas seperti jangan pergi ke basement, jangan keluar dari kamar di atas jam 9.30 malam membuat Rebecca dan Tyler makin ketakutan, ada apa gerangan dengan kakek-nenek mereka sebenarnya?
Apa yang mengejutkanku tentang film ini adalah tone-nya yang merupakan campuran dari seram, mengagetkan, dan lucu. Saya suka dengan cara Shyamalan membentuk ketegangan dan ketakutan di film ini tanpa perlu memakai satu trik basi film horor: jump scare. Saya tahu kalau jump scare adalah cara yang paling efektif untuk mengejutkan penonton, tetapi di saat yang bersamaan itu cara yang paling ‘kampungan’ untuk menakuti penonton. Shyamalan memang menggunakan beberapa jump scare dalam film ini tetapi penempatannya efektif dan tidak berlebihan. Di sisi lain yang berhasil membangun mood ketegangan dan tensi di film ini adalah akting apik dari Deanna Dunagan dan Peter McRobbie sebagai Nana dan Pop Pop (panggilan si nenek dan kakek). Akan tetapi tidak hanya dua orang tua ini saja yang bermain lucu. Olivia DeJonge dan Ed Oxenbould sebagai Rebecca dan Tyler juga bermain dengan sangat bagus. Saya terutama sangat suka dengan Ed Oxenbould dengan celetukan-celetukan lucunya. Suka dengan aktor cilik yang pertama saya kenal dari film Alexander and the Terrible, Horrible, No Good, Very Bad Day (sebuah film keluarga yang underrated).
Bicara soal film dari M. Night Shyamalan tentu saja tidak bisa lepas dari twist ending yang kerap menghiasi film-filmnya. Apabila kalian bertanya apakah ada twist dalam film ini, jawabannya adalah ya, ada. Bahkan penggunaan komedi dalam film ini saja menurutku adalah twist dari pakem-pakem film horor Shyamalan yang kerap terlalu serius. Di lain sisi ada sebuah twist yang muncul menjelang ending sayangnya sudah terbaca olehku dari sejak film ini dimulai. Saya lupa di mana tapi yang jelas saya pernah membaca / menonton / memainkan twist yang serupa. Yah, paling tidak twist kali ini terasa lebih organik dalam cerita dan tidak dipaksakan sekedar demi munculnya twist ala beberapa film horor lainnya.
Apakah film The Visit adalah kebangkitan kembali dari karir M. Night Shyamalan? Terlalu dini untuk mengklaimnya demikian. Tetapi setelah banyak film-film horornya (dan non-horornya) yang mengecewakan, saya sejujurnya merasa bahwa ini adalah karya terbaik Shyamalan sejak Signs lebih dari satu dekade yang lalu… dengan kata lain: langkah ke arah yang benar. Lanjutkan!
Score: B-
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.