Skip to content

The Flash Season 3 Episode 1: Flashpoint

Siapa yang lupa bagaimana komik DC berubah drastis di tahun 2011 lalu? Setelah sebuah crossover besar-besaran bernama Flashpoint, komik DC kemudian merombak lini komik mereka dari DC lama menjadi sesuatu yang dinamakan The New 52. Perubahan tersebut bukan sesuatu yang diterima positif oleh para fans… tetapi itu review untuk lain waktu. Singkat cerita dunia serial TV DC (sering disebut Arrowverse) kini telah tumbuh memiliki tiga serial yang berbeda: Arrow, The Flash, dan The Legends of Tomorrow.

Di penghujung season dua lalu, Barry kehilangan ayahnya dan memutuskan untuk melakukan sesuatu yang drastis. Ia mengubah masa lalu, mengalahkan Reverse-Flash dan menyelamatkan nyawa ibunya. Ini membawa Barry ke dalam sebuah dunia paralel baru bernama: Flashpoint. Di dalam dunia paralel ini Barry hidup bahagia dengan ayah dan ibunya. Ia bahkan tak perlu menjadi Flash sebab ada sosok Flash lain (bernama Kid Flash) berpatroli menjaga keamanan Central City.

Akan tetapi tentu saja kehidupan baru Barry ini jauh dari sempurna. Sementara ia mendapatkan keluarga lamanya Barry juga kehilangan keluarga barunya the Team Flash. Perlahan demi perlahan Barry pun mulai kehilangan memorinya sebagai sosok The Flash, apa yang akan terjadi apabila ia benar-benar kehilangan semua memorinya itu?

Sementara Flashpoint sebenarnya bisa menjadi event yang menyatukan semua serial superhero The CW (termasuk Supergirl yang pindah ke network ini) ternyata Andrew Kreisberg dan Greg Berlanti selaku pencipta serial ini memutuskan untuk tidak melakukannya. Sebagai gantinya Flashpoint menjadi sebuah event yang terjadi hanya dalam satu serial ini saja – bahkan hanya dalam satu episode saja. Bagi saya pribadi ini merupakan kesempatan yang sedikit tersia-siakan, karena saat Barry memutar kembali kenyataan ini tidak menjadi suatu kehilangan di mata penonton karena mereka belum jatuh hati dengan realita baru ini. Apabila saja even Flashpoint diulur pada dua atau bahkan tiga episode, saya rasa hasil di penghujung episode akan terasa lebih menohok.

1

Pada titik ini saya rasa penonton serial The Flash sudah tahu rumus dasarnya. Momen-momen terbaik dalam serial The Flash selalu merupakan momen di mana Team Flash berinteraksi satu sama lain. Baik dalam dunia nyata maupun dalam realita yang sedikit berbeda (baik Earth-Two ataupun parallel universe semacam ini) akting dari para pemerannya tetap mumpuni. Akan tetapi saya juga merasa bahwa ini merupakan titik di mana mereka mulai harus bergerak menjauh dari tragedi keluarga Allen. It’s time to start some new storylines.

Satu poin terakhir yang menarik dalam serial ini adalah sang villain utama. Dalam dua season pertama lawan Flash adalah seorang speedster yang jahat: Reverse-Flash dan Zoom. Saya memang belum tentu kekuatan apa yang dimiliki oleh Doctor Alchemy yang digadang-gadang menjadi villain utama season ini, tetapi saya berharap ini akan menjadi lawan baru yang menarik, terutama karena para Rogue lagi-lagi tidak dimanfaatkan sebagai lawan utama (duh, kapan ya?)

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

%d bloggers like this: