Guardians of the Galaxy Vol. 02
Ketika proyek Guardians of the Galaxy pertama diumumkan di tahun 2012 banyak orang terperangah mendengarnya. Ya di saat itu brand Marvel tengah mengalami sukses besar setelah The Avengers tetapi tetap saja orang bertanya-tanya, apakah betul mereka mengedepankan proyek Guardians of the Galaxy ketimbang spin-off duet Hawkeye – Black Widow atau film solo Hulk?
Pertaruhan Marvel terbayarkan lunas setelah Guardians of the Galaxy menjadi sukses besar bagi mereka di tahun 2014 dulu, meledak dengan salah satu debut superhero terbaik sepanjang masa (hanya di bawah Spider-man dan Wonder Woman). Tidak heran kalau grup ini langsung mendapatkan lampu hijau untuk sekuel di Phase 3 MCU. James Gunn dan semua cast inti film ini kembali ditambah dengan sosok Kurt Russel yang dicasting menjadi ayah dari Peter Quill.
Beberapa bulan setelah Guardians of the Galaxy pertama grup Star Lord, Gamora, Groot, Rocket, dan Drax masih berpetualang di menjaga keamanan seantero jagat raya sekaligus juga menjadi bounty hunter yang mengerjakan tugas-tugas yang mendapatkan mereka uang. Salah satu petualangan mereka kali ini membawa mereka bertemu dengan sosok Ego – The Living Planet, seorang ras Celestial yang ternyata juga ayah misterius dari Peter Quill yang tak pernah ada sejak ia kecil dulu.
Ego membawa beberapa anggota dari Guardians ke dalam planetnya di mana ia membujuk Quill untuk kembali menjadi keluarga lagi dengannya. Tentu saja ini membawa dilema baru kepada Quill. Apakah ia kini akan meninggalkan keluarga disfungsionalnya dan kembali kepada sang ayah yang seumur hidupnya tidak pernah ia kenal? Tema keluarga juga menjadi sesuatu yang kental di film ini karena Gamora harus menghadapi sang adik Nebula yang terus memburu dia sejak akhir dari film pertama lalu. Di sisi lain Rocket dan Yondu pun mencari jati diri mereka yang sesungguhnya di tengah petualangan ini.
Banyak kritikus yang mengatakan Guardians of the Galaxy Vol. 2 adalah film yang lebih lemah dari pendahulunya. Humornya lebih tidak lucu sementara chemistry tiap karakter lebih lemah dikarenakan hampir sepanjang film mereka tercerai berai dan baru bersatu kembali sebagai grup di sepertiga akhir. Saya sendiri tidak sependapat karena merasa film ini lebih superior ketimbang prekuelnya. Perlu diingat bagaimanapun juga bahwa prekuel film ini tidak saya anggap sempurna sebagaimana kebanyakan fans die-hard Marvel lainnya.
Kendati Guardians of the Galaxy Vol. 2 saya akui memiliki humor yang lebih lemah dibandingkan pendahulunya dan masalah side-villain yang kadang menganggu narasi cerita, kelemahan-kelemahan itu tertutupi dengan pertumbuhan tiap-tiap karakter di dalamnya. Oleh karena setiap karakter di film ini memiliki perjalanan mereka sendiri, itu membuat setiap mereka terasa bertumbuh dan berbeda dengan diri mereka di awal film. Kalau film pertama adalah bagaimana kelima individual berbeda ini bersatu dan membentuk sebuah hubungan keluarga, film ini adalah bagaimana kelimanya mempertahankan hubungan tersebut.
Sementara kebanyakan film superhero tahun ini memiliki klimaks yang kurang memuaskan, klimaks film ini yang menyatukan para anggota Guardians of the Galaxy kembali adalah high point dari film ini. Adalah hal yang sangat memuaskan melihat kelimanya – dengan tambahan anggota-anggota baru bersatu kembali menghadapi musuh. Sebagai bonus, penutup dari film ini adalah ending yang paling emosional dari semua film MCU yang saya tonton. Saya tantang kalian untuk tidak menitikkan air mata ketika lagu Yusuf Islam / Cat Stevens “Father and Son” dilantunkan di penghujung film.
Opini personal saya mungkin tidak disetujui semua orang tetapi bagi saya Guardians of the Galaxy Vol. 2 tidak hanya sangat memuaskan tetapi juga salah satu dari Top 5 film terbaik dalam MCU so far. Sangat – sangat direkomendasikan!
Score: A
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.
Setuju!!! Lebih superior dari yg pertama 10/10… the ending man!!! Gak hanya itu, tapi keseluruhan film interaksi karakternya berasa organik bgt. Bingung jelasin emosiku ke orang lain, mengapa saya mencintai GoTG2. Malh terkadang saya malu mengakui GoTG2 terbaik, karena pasti bakal dicerca. Mayoritas temanku yang moviegoers, membenci GoTG2.
Mungkin kalau Avengers/Civil War/Ant-man/TWS, saya bisa jelasin panjang lebar mengapa bagi saya film itu masuk jajaran terbaik MCU. IMO.