Skip to content

Rise of Tomb Raider

Ketika Tomb Raider direboot oleh developer Crystal Dynamics pada tahun 2013 lalu, entri ini langsung mendapatkan pujian dari berbagai kalangan karena dianggap berhasil memanusiakan sosok Lara Croft. Sebenarnya ini bukan reboot pertama untuk franchise Tomb Raider. Pada tahun 2006 dulu Tomb Raider sempat direboot dengan trilogi Tomb Raider: Legend, Anniversary, dan Underworld. Karena reboot tersebut kurang sukses, akhirnya Tomb Raider sekali lagi mendapatkan reboot dengan sosok Lara yang kini tak lagi ditampilkan sekedar sebagai ikon seksi yang dimainkan para gamer.

Setelah entri pertamanya mengubah Lara dari seorang gadis yang polos menjadi seorang survivor yang tangguh, jalan cerita apa yang akan menjadi dasar untuk sekuelnya: Rise of the Tomb Raider? Rupa-rupanya Lara ingin mengungkapkan misteri dari kehidupan yang kekal – sebuah misteri yang tak berhasil diungkap oleh sang ayah sampai ke liang lahatnya. Bertekad untuk mengembalikan kejayaan pada nama Croft – Lara memutuskan untuk berangkat mencari misteri Divine Source yang konon bisa memberikan hidup kekal bagi orang yang menemukannya. Petualangan ini membawa Lara ke seantero dunia mulai dari Syria di tengah kancah perang saudara dan berakhir di Siberia yang diliputi salju.

Dari jalan ceritanya saja ini adalah seorang Lara yang berbeda dengan gadis yang dulu terdampar di Yamatai. Dalam game pertama Lara adalah seorang gadis yang terdampar di luar keinginannya dan ‘terpaksa’ harus berjuang untuk selamat. Di sini sosok Lara lebih aktif untuk mencari petualangan itu demi memulihkan nama baik keluarganya. Lawan dari Lara kali ini adalah organisasi di balik bayangan yang bernama Trinity. Apabila organisasi ini tidak menjadi fokus seteru Lara di game pertamanya maka ia adalah wajah antagonis utama di sini melalui tokoh Konstantin yang keras tetapi masih memiliki sosok manusiawi di dalamnya.

Salah satu kritik game pertama untuk Tomb Raider adalah map-nya yang termasuk sangat linear sehingga terlalu beraroma Uncharted. Dalam Rise of Tomb Raider Crystal Dynamics memperbaiki hal tersebut dan membuat game ini terasa jauh lebih besar dan ekspansif. Bersetting kebanyakan di dataran Siberia, dalam game ini Lara bisa menemukan banyak artifak kuno yang tersembunyi, belajar bahasa-bahasa kuno, menjalankan sidequest yang diberikan NPC yang ia temui sepanjang perjalanan, sampai memutar otak untuk memecahkan puzzle dalam banyak bangunan-bangunan kuno yang tersembunyi di sepanjang game. Ya, berbeda dengan game pertamanya, Rise of Tomb Raider kali ini memiliki tomb-tomb yang sangat besar lengkap dengan puzzle yang cukup memusingkan (dan menantang) untuk diselesaikan.

rotr

Bagi kalian yang senang dengan sistem weapon upgrade yang ada dalam game sebelumnya akan puas melihat dalam game ini Crystal Dynamics memasukkan lebih banyak lagi variasi senjata bagi Lara. Selain senjata melee, Lara juga memiliki empat jenis senjata jarak jauh: pistol, senapan mesin, shotgun, serta busur dan panah. Masing-masing senjata memiliki kelebihan dan kekurangannya dan berguna melawan musuh-musuh tertentu dalam game.

Para gamer tadinya sempat jengkel bahwa Rise of Tomb Raider ‘dikudeta’ oleh Microsoft menjadi Timed Exclusive bagi konsol Xbox One. Toh para pemilik Playstation 4 tak perlu berkecil hati sebab setahun setelahnya Rise of Tomb Raider dirilis dalam versi 20th Anniversary Edition dan malahan berisi fitur-fitur tambahan termasuk di utamanya ekspansi DLC Baba Yaga: The Temple of the Witch. Secara keseluruhan bila ingin menyelesaikan mayoritas game kedua reboot Tomb Raider ini gamer akan memakan waktu 15 – 20 jam. Sementara bila kalian gamer tipe perfeksionis, jangan heran kalau kalian bisa menghabiskan lebih dari 30 jam untuk mendapatkan completion rate 100% yang sakral itu.

Setelah tamatnya seri Uncharted di seri keempatnya tahun lalu, saya sempat gamang memikirkan bagaimana saya bisa memuaskan keinginan berpetualang saya. Jawabannya tak perlu jauh-jauh: sosok yang menginspirasi kelahiran dari Nathan Drake kini juga menjadi sosok yang menerima tongkat estafet dan melanjutkan petualangan melompat dari tebing ke tebing mencari artifak misterius di tengah-tengah dunia ini. This franchise has indeed rise!

Score: B+

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

%d bloggers like this: