Murder on the Orient Express
Novelis Agatha Christie adalah salah seorang penulis novel misteri paling terkenal di dunia. Walaupun novel-novelnya sudah ditulis berdekade-dekade lampau, masih banyak orang yang tahu akan karya-karyanya itu. Siapa di antara kalian pada masa muda dulu tidak pernah mengenal karakter Hercule Poirot maupun Miss Marple? Hercule Poirot, sang detektif berkumis dari Belgia ini bisa dibilang merupakan karya Christie yang paling terkenal hanya di belakang Sherlock Holmes semata. Dan kasus yang paling terkenal yang ia pecahkan? Pembunuhan misterius di dalam kereta eksotis Orient Express.
Di tahun 1930an dulu berpergian di benua Eropa yang luas bukan hal yang mudah. Daerah yang masih liar dan berbahaya membuat berpergian jauh suatu hal yang sulit. Oleh sebab itu jalur Orient Express adalah sebuah jalur kereta yang revolusioner pada masanya. Di kala itu Orient Express adalah warna kemegahan dan kemewahan dalam bepergian, sesuatu yang tak sembarangan orang bisa melakukannya. Bayangkan betapa terkejutnya ketika suatu pembunuhan terjadi di atas kereta ini. Lebih mengejutkannya lagi pembunuhan ini terjadi di dalam ruangan tertutup di sebuah gerbong kereta api. Siapa di antara para penumpang di gerbong kereta api ini yang melakukannya?
Hercule Poirot sendiri sebenarnya hanya ingin melepas letih dan lelah karena selama beberapa pekan bahkan bulan terakhir harus terus mengerjakan kasus demi kasus. Perjalanannya melalui Orient Express (yang sebenarnya adalah untuk menuju ke tempat kasus lainnya) adalah kesempatannya untuk rehat sejenak. Akan tetapi setelah kereta api terhenti karena salju longsor, Poirot memutuskan untuk menyelidiki misteri pembunuhan ini. Berbeda dengan misteri yang biasa ia pecahkan, sepertinya hampir semua saksi dan penumpang di gerbong yang ia naiki misterius dan mencurigakan. Bisakah Poirot menemukan jawaban di balik misteri pembunuhan di Orient Express sebelum kereta sampai di tujuan?
Sutradara Kenneth Branagh pertama melintas di radarku ketika ia menyutradarai film superhero Thor di tahun 2011 dulu. Setelah itu saya menyadari bahwa portfolio film garapan Branagh ternyata cukup luwes menyeberang dari satu genre ke genre lain. Ambil contoh reboot Jack Ryan dan Cinderella yang keduanya cukup saya sukai. Kali ini Branagh mengangkat kisah terkenal Agatha Christie dan sekaligus berperan sebagai sosok ikonik Hercule Poirot. Artinya ia bekerja ganda sebagai sutradara sekaligus pemeran utamanya, apakah hasilnya bisa maksimal?
Pertama saya harus mengakui dua hal: saya belum pernah membaca novel Murder on the Orient Express dan juga tidak benar-benar familiar dengan karakter Hercule Poirot. Kenapa hal ini penting? Sebab adaptasi film versi ini banyak dikritik oleh penonton sebagai tontonan misteri yang ‘ringan’ dan tidak menampilkan karakter Poirot dengan benar, sebuah kritik yang juga dilempar penonton kepada Sherlock Holmes-nya Guy Ritchie. Di film ini memang ada beberapa kali Branagh terlihat lebih menekankan pada emosi yang bergolak pada masing-masing karakter ketimbang pada misterinya sendiri. Saya tidak mengatakan bahwa misterinya tak memiliki twist atau misteri ringan sebab misteri film ini terkawal cukup rapat hingga akhir film, tetapi penekanan diberikan Branagh pada karakter-karakter yang ada di dalamnya.
Dan itu memang tidak salah, apa gunanya film ini mengumpulkan deretan all star mulai dari Josh Gad, Michelle Pfeiffer, Daisy Ridley sampai Johnny Depp membintangi film ini kalau hanya sekedar untuk menyia-nyiakan talenta mereka? Semua aktor artis di sini tampil prima memanfaatkan waktu peran mereka di layar untuk mencuri perhatian penonton. Saya harus mengakui bahwa emosiku berhasil dibawa sampai ke puncak di penghujung film ini, ketika misteri mengenai siapa sebenarnya sang pembunuh terungkap. Dan oleh karena itu saya menilai film ini sebagai film yang bagus – terlepas dari apakah ia merupakan adaptasi yang layak atau tidak dari novel tersohor Christie.
Hal lain yang menjadi nilai plus bagi film ini adalah setting keretanya. Setting kereta Orient Express terasa seperti karakter lain dalam film ini. Seperti yang saya katakan sebelumnya, Orient Express adalah gambaran kemahsyuran berpergian di era lampau dan itu benar-benar terlihat dalam film ini baik dari hidangan yang disajikan sampai detail gerbong, kabin, hingga kamar tiap-tiap tamu. Tidak berlebihan bila saya mengatakan bahwa saya ingin mencoba berpergian dengan kereta suatu hari nanti kalau singgah ke Eropa. Sebagai catatan saja: Orient Express kini tak lagi beroperasi sebab omsetnya terus tergerus dengan kereta-kereta (lebih) cepat dan pesawat terbang.
Pada akhirnya apabila kalian menyukai film misteri pembunuhan dan tak terlalu terpaku dengan gambaran sempurna sosok Poirot ala buku, film remake sekaligus adaptasi novel Murder on the Orient Express ini lebih dari layak untuk ditonton.
Score: B+
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.