Avengers: Infinity War
Dengan begitu banyaknya film MCU selama 10 tahun terakhir, sulit untuk mengingat momen yang paling epik untuk diingat. Kendati begitu apabila saya harus memilih maka ada dua momen yang paling membekas di memori: pertama di tahun 2008 melihat Nick Fury di akhir Iron Man menjanjikan sebuah proyek superhero gabungan bernama The Avengers Initiative dan di tahun 2012 ketika film The Avengers dirilis. Ketika itu, The Avengers terasa bagaikan sebuah milestone, sesuatu yang epik kulminasi dari lima film yang datang sebelumnya.
Flashforward enam tahun mendatang, MCU kini menjadi sebuah kumpulan superhero yang melebar dengan representasi di berbagai dunia. Para superhero di galaksi diwakili Guardians of the Galaxy, mistik diwakili oleh Doctor Strange, dan banyak lagi lainnya. Menyatukan semuanya dalam Avengers: Infinity War terasa seperti sebuah pencapaian luar biasa yang tak terpikirkan ketika dulu The Avengers dirilis di tahun 2012.
Bagi kalian yang sudah mengikuti MCU selama satu dekade lamanya tentunya tahu bahwa mereka telah memperkenalkan elemen bernama “Infinity Stones“, batu jimat dengan kekuatan ajaib. Ada enam Infinity Stones yang tersebar di seluruh penjuru galaksi MCU dan keenamnya diburu oleh Thanos, yang ingin menggunakan kekuatannya untuk suatu hal yang tidak baik. Tentu saja para superhero yang ada di seantero penjuru MCU memutuskan untuk melupakan perbedaan-perbedaan mereka dan bersatu guna melawan Thanos.

Melihat para superhero-superhero ini bekerja sama adalah highlight dari Avengers: Infinity War sebab kita sudah mengenal kepribadian dari setiap mereka dari film-film di mana mereka muncul. Melihat Thor bertemu dengan Guardians of the Galaxy atau dua Sherlock Holmes di bertemu adalah momen-momen yang sangat menyenangkan bagi fans. Tetapi di luar dugaan fokus dalam film ini tidak pada Tony Stark ataupun Steve Rogers, dua sosok hero yang dianggap kepala MCU melainkan pada sosok Thanos itu sendiri.
Akan tetapi bila dipikir lagi keputusan Russo bersaudara memfokuskan cerita kepada Thanos adalah hal yang tepat. Kita sudah punya 18 film yang berfokus kepada para superhero tetapi kita tidak tahu apa-apa mengenai Thanos. Tanpa memahami motif dan keinginan Thanos, sangat mudah buat film ini jatuh pada pakem film MCU kebanyakan: villain yang lemah. Bahkan film team-up DC tahun lalu: Justice League banyak dicerca oleh orang dikarenakan Steppenwolf dianggap sebagai villain yang sangat lemah – baik secara kekuatan maupun secara karakter. Hal ini dihindari sepenuhnya dalam film ini. Thanos is a real threat – tetapi di sisi lain ada logika di balik pemikiran dia yang membedakannya dari mayoritas villain MCU yang datang sebelumnya.

Avengers: Infinity War bagaimanapun memiliki kelemahan dengan begitu banyaknya superhero yang tumpah ruah di dalamnya. Russo brothers sudah memakai cara yang benar dengan memecah mereka dalam beberapa tim yang memiliki jalan ceritanya sendiri-sendiri. Oleh karena itu para penonton mungkin akan merasakan beberapa editing cerita terasa melompat-lompat. Tengah mengikuti jalan cerita satu karakter ini untuk kemudian baru kembali kepada dia setelah hampir 30 menit atau bahkan 1 jam film bergulir. Itu menunjukkan betapa padatnya film ini sehingga bahkan dengan waktu tayang mendekati tiga jam sekalipun film ini masih terasa penuh dengan detail.
Dalam film ini juga Russo brothers sepenuhnya mengoptimalkan kemampuan mereka dalam koreografi pertarungan. Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah MCU ada pertarungan habis-habisan skala masif seperti Battle of Helm’s Deep-nya Lord of the Rings. Dan pertarungan itu benar-benar berlangsung secara memuaskan, mengoptimalkan kemampuan setiap superhero-superhero yang ada, baik petarung tangan sampai mereka pengguna kekuatan sihir magis.
Akhir dari Infinity War kemungkinan besar akan membuat para penonton menahan nafas. Saya sendiri jelas terkesiap dengan keberanian Marvel Studios yang menutup film ini di momen tersebut. Tidak bisa dibilang cliffhanger, karena ada finalitas dari Infinity War tapi sekaligus juga membuat kita akan terus mendiskusikan mengenai film ini sampai datangnya Avengers 4 nanti.
Score: B+
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.