The Meg
Semenjak Steven Spielberg membuat film Jaws lebih dari 4 dekade silam dunia manusia seakan-akan tergila dengan film hiu. Ada begitu banyak film hiu yang dibuat mulai dari sekuel film Jaws sampai film-film hiu modern lain macam Deep Blue Sea. Belakangan genre hiu makin masuk dalam realita tidak masuk akal gara-gara kesuksesan franchise Sharknado. Itulah sebabnya ketika The Meg diumumkan tak banyak orang yang menanggapi film ini secara serius. Hei, bahkan novel di mana film ini berbasis saja premise dan ceritanya sudah tidak masuk akal.
Oleh karena itu bayangkan betapa terkejutnya saya ketika menonton film ini dan menyadari bahwa ceritanya digarap secara cukup serius, paling tidak sang sutradara dan penulis cerita memberikan penjelasan yang cukup masuk akal mengenai kenapa seekor hiu raksasa bisa tak pernah ditemui selama ratusan bahkan ribuan tahun lamanya – bahkan disangka sudah punah. Kemudian saya menyadari bahwa sang sutradara, Jon Turtletaub memang spesialis film macam begini. Ingat National Treasure? Dwilogi yang dibintangi Nicolas Cage itu juga digarap dengan serius walaupun temanya sebagai petualangan tak mengharuskannya.

Kembali pada The Meg sendiri, ini merupakan film yang sempurna untuk dibintangi oleh Jason Statham. Statham adalah bintang aksi yang selama ini namanya selalu dibayang-bayangi The Rock maupun Vin Diesel yang lebih sukses ketimbang dirinya. Terbukti selama ini kesuksesan Statham lebih sering datang ketika ia bermain dalam ensembel ataupun ketika ia berperan sebagai supporting character. Oleh karena itu saya jujur saja sangat senang melihat ia di sini tampil sebagai bintang utama – dan film ini mendapatkan kesuksesan luar biasa. Statham tampil sebaik mungkin dan menunjukkan bahwa ia bisa menjadi jangkar bagi film monster macam ini. Fakta bahwa film ini lebih sukses daripada Rampage, film bergenre sama yang dibintangi oleh The Rock semoga bisa membuka jalan bagi Statham tampil di film-film serupa di masa mendatang.
Jalan cerita The Meg sendiri dimulai saat sebuah tim ekspedisi menemukan bahwa Mariana Trench rupa-rupanya BUKAN bagian terdalam dari lautan seperti yang disangka oleh manusia sebelumnya. Sebaliknya tempat tersebut terselimuti lapisan air dingin yang menjadi pembatas lautan yang kita kenal dan kedalaman yang tak pernah diselami manusia sebelumnya. Sebuah insiden terjadi dan sebuah kapal selam kemudian terjebak di sana. Hanya seorang penyelam yang bisa melakukan penyelamatan dengan kedalaman seperti itu – Jason Sta… maksud saya Jonas Taylor.

Salah satu alasan kenapa film ini menjadi impresif bagiku adalah karena ia sebuah film B-Movie yang digarap secara serius… tanpa lupa akarnya. Penjelasan dalam film ini ada tetapi tidak pernah berlebihan sampai membosankan penonton. Karakter-karakter yang ada di sini tampil manusiawi, mereka memiliki hubungan dan mengalami pertumbuhan karakter bahkan bersedih ketika kawan atau keluarga mereka dimangsa hiu – tetapi tak lantas membuat film ini kemudian dark. Proporsinya pas. Bahkan hiu dalam film ini, sang Meg, tak pernah digambarkan sebagai sosok antagonis monster tanpa otak yang haus darah! Selain Statham saya juga salut dengan Li Bing Bing yang memiliki chemistry apik dengannya, Ruby Rose yang tampil sebagai tough woman (walaupun saya mulai bosan dengan karakternya yang begitu-begitu saja), dan yang paling utama adalah si artis kecil Shuya Sophia Cai yang supppper imut.
Pada akhirnya kalau kalian ingin menonton sebuah film tentang hiu yang serius tetapi seru… look no further. Ketimbang Jurassic World: Fallen Kingdom sih, saya masih lebih fun menonton The Meg!

Score: B+
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.