Violet Evergarden

Salah satu anime yang sejak produksinya saja sudah banyak ditunggu-tunggu orang adalah Violet Evergarden. Saya tidak heran karena serial ini dibuat oleh Kyoto Animation, studio animasi yang dikenal sebagai salah satu yang paling berkelas di Jepang sana. Makin membuat anime ini naik pamor adalah sumbernya dari salah satu light novel populer yang telah mendapat penghargaan di Jepang dan hak tayangnya yang sudah dibeli oleh Netflix. Sebenarnya sebagus apa sih Violet Evergarden ini sampai sudah membuat semua pihak gegap gempita begitu?

Setting dari Violet Evergarden ada di sebuah benua / dunia fiktif yang terinspirasi dari benua Eropa di awal abad 20 dulu, setelah Perang Dunia I berakhir. Sama seperti sejarah di dunia nyata, perang besar baru saja berakhir di benua ini dan masa-masa damai dimulai. Akan tetapi masa damai itu justru menjadi sesuatu yang asing bagi sosok Violet Evergarden, seorang prajurit yang seumur hidupnya hanya mengenal kata perang dan membunuh musuh. Salah satu rekan Violet pada masa perang dulu: Claudia Hodgins, memutuskan untuk memberikan pekerjaan baru Violet sebagai Auto Memory Doll.

Apa itu Auto Memory Doll? Ini adalah sebuah pekerjaan unik yang sekarang sudah hampir punah. Di jaman dahulu kala tak semua orang memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis surat. Oleh karena itu mereka membutuhkan bantuan para penulis di kantor pos yang bisa menuliskan surat yang menyampaikan perasaan mereka. Semacam seorang Ghostwriter. Dalam setiap episode di serial ini, Violet bertemu dengan berbagai jenis orang dan hatinya yang pertama beku dan tak mengenal perasaan perlahan-lahan mulai memahami apa itu perasaan… dan apa itu cinta.

Terdiri dari 13 episode dan 1 OVA, Violet Evergarden terasa lamban dalam enam episode awalnya. Saya bahkan nyaris berhenti mengikuti anime ini di episode keenam karena saya merasa jalan ceritanya yang stand-alone kok membosankan dan begitu-begitu saja. Paruh kedua dari anime ini bagaimanapun mendapat lonjakan kualitas yang luar biasa. Dimulai dari episode delapan dan sembilan yang menggali masa lalu Violet secara lebih dalam, episode-episode berikut Violet Evergarden jauh lebih baik dalam kisah episodiknya. Yang lebih unik lagi, ketika sampai di episode terakhir lantas mengenang ulang episode-episode awal, saya menyadari bahwa rupanya setiap episode yang tadinya seakan episode-episode satuan memiliki peranan penting membentuk karakter Violet yang berubah secara signifikan di penghujung season.

Untuk kualitas animasinya saya rasa hasil karya Kyoto Animation tak perlu diragukan. Mereka adalah studio luar yang biasa yang all out dalam setiap episode produksinya. Setiap episode dalam Violet Evergarden memiliki locale berbeda yang dianimasikan dengan indah. Ada beberapa episode yang membuat saya tercekat karena keapikan animasi di dalamnya sungguh membanting kualitas animasi serial lain yang saya tonton. Saya tak berlebihan apabila mengatakan bahwa Violet Evergarden adalah serial yang layak kalian koleksi dalam bentuk Bluray guna menonton semua detail dan keindahan animasinya. Apabila dinilai sekedar dari kualitas animasinya maka Violet Evergarden jelas adalah the best anime of the year. Semakin melengkapi serial ini adalah lagu opening Sincerely yang dinyanyikan True dan Michishirube yang dinyanyikan Minori Chihara. Kedua lagu ini sempurna menggambarkan perjalanan dan jeritan hati terpendam dari Violet.

Jadi apakah Violet Evergarden live up to the hype? Antara ya dan tidak. Andai saya menonton serial ini dengan ekspektasi yang biasa-biasa saja maka mungkin saya akan sangat menyukainya. Sayangnya karena keburu menonton dengan ekspektasi yang (terlampau) tinggi, serial ini masih sangat baik tapi tak bisa sampai memenuhi ekspektasi liarku itu. Pun begitu bagi kalian yang ingin menonton sebuah serial animasi yang berkualitas dari menit pertama hingga terakhir dan terhibur dengan jalan ceritanya yang heartwarming, Violet Evergarden tak boleh dilewatkan. Ini jelas menjadi salah satu anime terbaik tahun ini.

Score: 8.5