Reborn – The Complete Volume One
Mark Millar kembali lagi dengan sebuah titel baru bernama Reborn. Bagi kalian yang sudah sering membaca graphic novel karya Mark Millar mungkin sudah terbiasa bahwa penulis ini sering memiliki ide-ide nyentrik yang kemudian ia tulis dalam graphic novel ciptaannya. Dalam hal ini Reborn berbicara tentang sebuah dunia setelah kematian.
Bonnie Black adalah seorang wanita tua yang sakit-sakitan. Bisa dibilang ia tinggal menunggu ajalnya semata dengan hidup di Rumah Sakit. Jangan salah, Bonnie telah menjalani hidup yang bahagia. Ia memiliki sepasang ayah-ibu yang menyayanginya, ia memiliki seorang suami (walau secara tragis telah meninggal dalam penembakan kriminal d Amerika) dan anak-anak hingga cucu yang menyayangi dia. Akan tetapi selama hidupnya Bonnie masih merasakan kehampaan dan ketakutan akan realita apa yang menunggunya setelah mati. Apakah surga? Apakah nirwana? Neraka? Atau mungkin lebih parah dari semua itu, mungkin setelah ia mati – keberadaannya hilang begitu saja. Lenyap.
Pun begitu mungkin Bonnie tidak akan pernah menyangka bahwa ketika ia menutup mata untuk terakhir kalinya tubuhnya justru ditransportasi ke dalam sebuah dunia fantasi medieval bernama Adystria di mana ia harus bertarung dalam faksi antara kebaikan dan kejahatan. Kejutan lain: Bonnie yang tadinya sudah tua renta berubah menjadi cantik dan muda lagi! Sebuah kejutan tambahan lagi: Bonnie bukan sekedar ‘pendatang’ baru biasa. Ia adalah seorang yang ‘terpilih’; seorang ‘the chosen one‘. Konon ramalan mengatakan bahwa kedatangannya adalah akhir dari perang antara cahaya dan kegelapan sebab ia akan bisa mengalahkan sang overlord keji. Yang lebih mengejutkan lagi adalah orang-orang yang selama ini dikenal Bonnie tapi telah meninggal dunia pun kini telah berada di dunia ini: ayahnya, tetangganya, teman-temannya, sahabat dekatnya, bahkan binatang peliharaannya sekalipun semua ada di dalam dunia ini: terpecah antara faksi kebaikan dan kejahatan.

Alih-alih ingin menggunakan kekuatannya untuk mengalahkan sang overlord jahat, Bonnie meminta kepada ayahnya – seorang petarung yang tangguh di dunia ini – untuk membawanya mencari sang suaminya yang telah meninggal dunia karena Bonnie sangat kangen dan ingin bertemu kembali dengan pasangannya itu. Kendati pada awalnya sang ayah menolak ia akhirnya mengalah dan mengikuti permintaan sang anak. Dimulailah perjalanan keduanya menyusuri Adystria untuk menemukan suami Bonnie – dann syukur-syukur bisa menaklukkan sang overlord yang jahat. Pertanyaan lain yang direnungkan oleh Bonnie selama perjalanannya, mengingat semua orang di Adystria secara tidak langsung terkoneksi dengannya, siapakah identitas sesungguhnya sang overlord?
Apabila kalian sudah kerap membaca manga atau menonton anime Jepang rasanya konsep yang diangkat oleh Mark Millar ini tidak baru. Genre Isekai akan langsung terbayang di benak kalian mengingat ada segudang konsep serupa sudah ditulis di Jepang sana dan ditulis dengan jalan cerita yang lebih mendetail dan lebih menarik ketimbang karya setengah matang dari Mark Millar ini. Dalam hanya enam volume, saya merasa bahwa Millar gagal menggali dalam dunia Adystria yang ia ciptakan. Begitu pula karakter-karakter yang ditulis olehnya, semuanya terasa sangat datar. Saya tidak pernah tahu motivasi kenapa Bonnie merasa harus mencari suaminya ketimbang memimpin perang yang seharusnya ia lakukan. Saya tidak tahu kenapa sang overlord bisa berkuasa di dunia ini atau bagaimana konsep ramalan bisa dipercaya semua orang. Singkat kata: penulisan Millar di sini sangat – sangat buruk. Saya seperti membaca kisah fanfic yang ditulis oleh anak SMP yang baru pertama kali mencoba memulai menulis genre Isekai setelah menonton Sword Art Online atau Re: Zero. Jangan-jangan bahkan mereka bisa menulis cerita yang lebih kompleks dari yang ditulis oleh Millar di sini?

Jadi apa yang menyelamatkan Reborn menjadi sebuah bacaan yang masih betah saya baca hingga selesai? Jawabannya adalah sang partner: Greg Capullo. Capullo adalah ilustrator yang mulai naik daun saya kenal semenjak menggambar Batman bersama dengan Scott Snyder. Semenjak itu karya-karyanya selalu menjadi salah satu favoritku. Menggaet Capullo di sini adalah kemenangan besar bagi Millar sebab design dunia Adystria, design makhluk-makhluk fantasi di dalamnya, adalah hal yang membuatku terpana dan terus betah membalik halaman demi halaman. His art is absolutely brilliant. Setiap kali skrip Millar jatuh pada taraf super membosankan, adalah panel-panel artwork dari Capullo yang kaya dengan detail membuatku masih mau melanjutkan ceritanya sampai pada konklusi yang… maaf saja… juga sangat pathetic dan murahan.

Secara keseluruhan saya merasa bahwa Millar makin lama makin kejar tayang saja. Semakin sering dan banyak membaca graphic novel lain yang (lebih) berkualitas, semakin saya merasa bahwa karya-karya Millar kerap digarap hanya dengan setengah hati. Resepnya selalu sama: sebuah konsep yang keren tapi tidak tergodok dengan matang skripnya tetapi tertolong karena diilustrasikan oleh seorang artis superstar yang memanjakan mata. Entah sampai kapan resep ini sanggup bertahan karena yang jelas saya tak berniat menantikan volume dua dari Reborn – even with Capullo’s amazing artwork!
Score: 4.5
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.