Split
M. Night Shyamalan pernah dijuluki the next Steven Spielberg setelah kesuksesan dari film The Sixth Sense yang twist ending-nya masih sangat legendaris dan tak terduga. Dua karyanya berikutnya pun lumayan dipuji orang: Unbreakable dan Signs. Setelah itu bagaimanapun tanda-tanda kelemahan dari Shyamalan mulai terlihat dalam The Village. Setelah film tersebut karya-karya Shyamalan macam The Happening, The Last Airbender, sampai After Earth dikritik habis-habisan oleh para kritikus film. Banyak orang merasa bahwa karir Shyamalan sudah berakhir – terutama setelah kegagalan back-to-back dari The Last Airbender dan After Earth. Tetapi secara mengejutkan The Visit yang dirilis di tahun 2015 justru menjadi momen kebangkitan kembali bagi Shyamalan. Proyek berikutnya dari Shyamalan adalah Split: sebuah film horror psychological yang digawangi oleh James McAvoy.

Apakah kalian tahu kelainan jiwa orang yang memiliki kepribadian ganda… atau lebih? Topik ini cukup terkenal di Hollywood dan pernah muncul di film pengacara Richard Gere yang bernama Primal Fear. Nah sekarang bayangkan apabila ada orang yang tak sekedar memiliki kepribadian ganda tetapi 23 kepribadian di dalam dirinya!
Casey, Claire, dan Marcia sebenarnya hanya ingin pulang ke rumah setelah pesta ulang tahun mereka selesai. Sungguh kasihan, begitu tidak beruntungnya mereka bahwa ketiganya justru menjadi target penculikan dari seorang pria misterius yang bernama Dennis. Ketiganya dibius, dibawa ke sebuah rumah / ruangan tersembunyi dan disekap. Tidak ada orang yang tahu di mana mereka – bahkan ketiga orang ini. Tak lama kemudian adegan berganti pada seorang psikolog bernama Karen Fletcher. Akan tetapi kali ini Karen tidak menyebutnya Dennis… Karen menyebut orang yang sama ini dengan nama berbeda: Barry. Apa gerangan yang terjadi? Rupanya di dalam sosok orang yang menyebut nama mereka Barry, Dennis, dan lain-lainnya adalah 23 kepribadian yang berbeda-beda. Yang lebih mengerikan setiap kepribadian dari Barry, Dennis, dan lain-lainnya mengubah bentuk fisik (badan) sang penyekap ini. Sebenarnya apa tujuan Barry / Dennis menculik Casey, Claire, dan Marcia? Apa hubungannya dengan ‘The Beast‘ yang terus disebut-sebutkan oleh kepribadian berbeda ini? Bisakah Karen sang psikolog menyadari sesuatu yang salah dengan pasiennya itu dan menyelamatkan Casey, Claire, dan Maria?

Hal pertama yang ingin saya tekankan seusai menonton film ini adalah betapa luar biasanya penampilan James McAvoy di dalamnya. Walaupun sang aktor tidak menampilkan 23 kepribadian di dalam satu film ini saya terkejut bagaimana ia menampilkan paling tidak lima atau enam kepribadian utama yang berbeda-beda dan secara fasih mengubah mimik muka dan bahasa tubuhnya dalam berakting. Kemampuan McAvoy melakukan hal ini jadi mengingatkanku kepada Tatiana Maslany, artis utama serial Orphan Black yang juga jago bunglon mengubah gaya aktingnya. Walaupun film ini sepenuhnya memberikan spotlight kepada McAvoy, secara mengejutkan performa artis muda Anya Taylor-Joy pun tak kalah apik. Taylor-Joy memang artis muda yang tengah naik daun saat ini. Publik mulai mengenalnya saat ia bermain meyakinkan dalam film horror berbudget kecil berjudul The Witch. Penampilan Taylor-Joy yang tadinya misterius tetapi tegar membuat ia tak kalah menarik untuk dikupas. Dan memang demikian adanya: Split membagi waktu yang imbang untuk mengupas masa lalu dari Casey dan kelainan jiwa dari Barry / Dennis.
Saya sebenarnya sedikit ragu melabeli film ini horror disebabkan ia tak memiliki adegan-adegan yang benar-benar menakutkan. Paling jauh ada beberapa adegan yang mengejutkan sehingga ia lebih cocok disebut psychological thriller ketimbang horror murni. Toh shot-shot yang dilakukan oleh Shyamalan tetaplah meyakinkan. Shyamalan selalu merupakan seorang sutradara yang bertalenta dalam mengambil film melalui sudut pandang-sudut pandang yang unik dan Split bukan pengecualian. Ada nuansa klaustrophobik yang menyesakkan di film ini terutama dengan mayoritas setting film berada pada ruangan tertutup yang misterius dan hanya terhubung dengan lorong-lorong sempit, membuat penonton bertanya-tanya di mana sebenarnya para gadis ini disekap.

Sementara sekarang ending Split sudah menjadi rahasia umum (saya tidak akan menyebutnya di sini karena ini tetap sebuah review non-spoiler), pada kali pertama ia dirilis dulu ending ini adalah sebuah twist ending yang luar biasa. Banyak sekali penonton yang terkecoh menontonnya dan oleh karenanya langsung bertepuk tangan puas olehnya. Split pada akhirnya adalah sebuah love letter M. Night Shyamalan bagi fans lama yang tetap setia kepadanya. Apakah kalian termasuk di antaranya?
Score: B
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.