The Quest for El Dorado
Semakin lama kalian berkecimpung di dunia Board Game, kalian akan menyadari bahwa ada beberapa nama yang terus menerus berulang muncul di dunia tersebut: Uwe Rosenberg, Bruno Cathala, Stefan Feld, dan lain-lain. Nah, salah satu Board Game designer veteran yang bakalan kalian dengar namanya jelas adalah: Reiner Knizia.
Reiner Knizia adalah seorang pencipta Board Game tersohor di dekade 1990an dan 2000an dulu di mana banyak modern Board Games yang ia ciptakan menjadi pakem yang mekanisme permainannya banyak menginspirasi para designer-designer Board Game muda. Nah, nama Knizia belakangan ini memang sedikit meredup karena kalah pamor dengan para designer baru tetapi ia menunjukkan bahwa ia belum habis dalam The Quest for El Dorado. Game ini tidak tanggung-tanggung langsung masuk dalam nominasi Spiel de Jahres tahun 2018 lalu – hanya kalah dengan Azul, Board Games karya seorang maestro lainnya.

Seperti apa sih sebenarnya The Quest for El Dorado ini dan kenapa ia bisa masuk ke dalam jajaran nominasi Spiel de Jahres 2018?
The Quest for El Dorado adalah sebuah Racing Game yang memakai mekanisme Deck Building di dalamnya. Maksudnya begini:

Saat memulai game kamu membentuk Map yang ada. Map game ini sendiri terdiri dari beberapa bagian (peta) yang memiliki berbagai jenis lansekap seperti perairan dan hutan. Kamu bisa bergerak dengan menggunakan kartu-kartu yang ada di tanganmu. Setiap pemain memulai dengan dek kartu yang sama: hijau, kuning, dan biru. Pemain bisa menggunakan kartu-kartu di tangannya untuk dua hal: bergerak menuju ke El Dorado atau membeli kartu yang lebih ‘kuat’. Kartu-kartu yang lebih ‘kuat’ ini berguna sebab semakin mendekati finish tingkat kesulitan lansekap yang harus kamu lalui akan menjadi semakin sulit.
Apakah ini berarti kunci supaya kamu bisa menuju ke garis finish secepat mungkin adalah dengan ‘membeli’ kartu-kartu yang kuat? Tak semudah itu Ferguso. Ingat, kartu-kartu di tanganmu jumlahnya hanya lima saja (dan diambil secara acak), artinya kalau kamu terus menerus menambah kartu dalam dekmu, kartu ‘kuat’ yang kamu inginkan belum tentu keluar dan tertimbun dalam kartu-kartu jelek yang ada. Seni untuk memenangkan game ini terdapat pada bagaimana kamu mengatur rutemu untuk melalui jalur-jalur khusus di mana kamu harus ‘membuang’ kartumu keluar dari permainan. Semakin sering kamu ‘membuang’ kartu-kartu jelekmu dalam permainan, yang tersisa tinggallah kartu-kartu ‘kuat’ yang membuat kamu bisa melaju cepat.

Walaupun menjelaskan game ini terasa simpel, pada saat permainan game ini jauh dari sekedar sederhana. Ada banyak strategi-strategi tingkat lanjut yang bisa kamu terapkan. Kamu bisa memblok pergerakan musuh dengan secara sengaja menempati rute-rute yang ingin ia lalui. Strategi setiap orang pun berbeda, kamu bisa mulai dengan pelan dari belakang sambil membangun deck-mu terlebih dahulu atau langsung melaju dengan cepat dari start. Game ini menjadi semakin menarik karena map yang akan dilalui pemain selalu berbeda pada setiap permainan… kombinasi-kombinasi lansekap yang ada membuat nilai replayability-nya tinggi.

Banyak Board Gamer mengatakan bahwa Knizia adalah seorang designer yang elegan. Setelah memainkan beberapa gamenya, saya sadar bahwa pujian itu tidak berlebihan. Secara presentasi The Quest for El Dorado terasa sebagai sebuah Board Game yang ‘biasa-biasa’ saja. Apa yang membuatnya spesial bukan terletak pada kualitas komponen atau artwork-nya melainkan pada implementasi mekanik yang sederhana tapi sangat mudah dipelajari dan dimainkan siapa saja. Tidak heran ia dinominasikan dalam Spiel de Jahres, because this is a great game to play with your family.
Score: 8.5
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.