It Chapter Two
Saat It dirilis di tahun 2017 ia menjadi sebuah fenomena film horor yang luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, film tersebut mampu mendapatkan lebih dari 300 Juta USD untuk pendapatannya di domestik Amerika – sebuah hasil yang praktis tak pernah terdengar di era modern ini. Saya merasa bahwa ini merupakan gabungan dari beberapa faktor. Saat itu serial Stranger Things tengah ngetop-ngetopnya sehingga banyak orang tengah kesengsem dengan nostalgia jaman 1980an. Tambahan lagi versi miniseri TV It pernah ditayangkan di tahun 1990 dan membuat banyak anak-anak di era itu ketakutan menonton badut – itu turut membuat nilai nostalgia dari It semakin mencuat. Terakhir tentu saja karena It yang digarap oleh Andy Muschietti adalah sebuah film apik yang menggabungkan elemen horor dan drama di dalamnya. Bisakah sekuelnya mengulangi kesuksesan yang sama?

Salah satu pertanyaan ketika It Chapter Two dirilis adalah siapa aktor-artis yang akan memerankan sosok dewasa dari The Losers Club? Casting berperan sangat vital di sini sebab banyak penonton (termasuk saya) menilai bahwa casting anak-anak dari The Losers Club sudah sangat pas. Apabila versi dewasa mereka tidak bisa mengimbanginya maka itu tentu akan menjadi mengecewakan. Untungnya saja divisi casting film ini melakukan tugas mereka dengan sangat baik. Dari antara ketujuh anak-anak dari The Losers Club tiga di antaranya mendapatkan aktor-aktor mentereng untuk memerani versi dewasanya: James McAvoy, Jessica Chastain, dan Bill Hader. Sisanya pun diperankan dengan aktor-aktor dewasa yang memiliki resume cukup panjang dalam karir mereka.
27 tahun berlalu dan Pennywise sang badut dalam film pertama kembali lagi menebar teror di Derry. Para anak-anak dalam The Losers Club kini sudah tumbuh dewasa dan mengambil jalan hidup mereka sendiri-sendiri. Hampir semuanya meniti karir tersendiri secara sukses dengan pengecualian Chosen Jacobs yang masih tinggal di Derry dan memantau kembalinya Pennywise. Saat menyadari bahwa Pennywise sudah kembali Chosen memanggil teman-temannya kembali ke kota Derry. Kini anak-anak yang sudah tumbuh dewasa itu harus kembali menghadapi Pennywise. Dalam rematch ini, siapa yang akan menang?

Salah satu hal yang mengejutkan di film ini adalah durasi tayangnya. Film It yang pertama sudah menjadi film yang cukup panjang dengan durasi mendekati dua setengah jam, tetapi film ini bahkan lebih panjang lagi! Tidak tanggung-tanggung film ini mendekati durasi tiga jam dan Andy Muschietti mengaku bahwa tadinya mereka sempat mengapungkan wacana bahwa novel It sebaiknya dibagi menjadi tiga film saja! Maklum, film pertamanya hanya mengadaptasi sekitar sepertiga bagian dari novelnya saja. Toh walaupun saya belum membaca novelnya saya merasa bahwa It Chapter Two memiliki konten yang cukup padat walaupun durasinya sangat panjang.
Hal yang paling sukses dalam film ini secara mengejutkan justru bukanlah sosok Pennywise yang menyeramkan tetapi bagaimana casting film ini sukses menjembatani dua era. Beberapa kali film ini melompat dari era anak-anak ke era dewasa tetapi perubahan tersebut terasa mulus. Itu dikarenakan akting dari para aktor dewasa sangat pas. Dari antara semuanya saya terutama merasa Bill Hader melakukan tugas terbaik sebagai Richie dewasa menampilkan humor yang kerap membuatku tertawa terpingkal-pingkal saat menonton tetapi juga terharu karena performanya yang emosional di saat diperlukan. Tak hanya dia saja kok, semua grup The Losers ini aktingnya sangat baik. Ada beban emosional dari masa kecil yang mereka bawa masing-masing dan semuanya tertuangkan dalam performa mereka di layar.

Di luar dugaan justru scare di film ini yang tak sampai semengejutkan atau semenakutkan sebelumnya… mungkin dikarenakan strukturnya dalam menakut-nakuti penonton sama dengan sang prekuel. Ada satu segmen di dalam film ini di mana para protagonis film harus berpencar-pencar dan mendapati diri mereka ditakut-takuti oleh sang badut Pennywise. Nah, momen inilah yang saya anggap mirip sekali dengan film pertamanya – hanya saja kali ini yang harus menghadapi ketakutan adalah sosok-sosok mereka dalam wujud dewasa (walaupun ada beberapa momen flashback di mana versi anak-anak mereka yang menghadapinya). Beberapa bagian dalam segmen ini saya anggap tetap efektif dengan jumpscare-nya tetapi beberapa lagi terasa kurang efektif.

Secara keseluruhan It Chapter Two kualitasnya masih sedikit di bawah film pertamanya. Toh sebagai sebuah film horor ia masih sebuah film yang sangat solid dan membuktikan kebrilianan Muschietti dalam menyutradarai dua set casting (anak-anak dan dewasa) secara meyakinkan. Apabila akan ada film Stephen King lain yang diangkat dalam layar lebar, saya rasa Muschietti bolehlah didapuk menjadi sutradaranya lagi!
Score: B+
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.