Sonic the Hedgehog
Ada sebuah masa di awal dekade 1990an di mana dominasi Nintendo di dunia game sempat disalip oleh konsol lain: Sega. Marketing Sega di akhir 1980an dan awal 1990an memang sangat gencar dengan slogan “Sega does what Nintendon’t“. Kampanye itu dengan gencar menertawakan Nintendo dan Mario di dunia 8-bit. Di saat itu Sega yang memiliki maskot Alex Kidd memutuskan bahwa mereka perlu seorang ikon baru untuk konsol Genesis mereka, ikon yang merepresentasikan identitas perusahaan yang cool sekaligus pemberontak. Yuji Naka, seorang designer muda yang bergabung dengan Sega di masa itu menciptakan ikon untuk Sega: seekor landak biru bernama Sonic. Sonic the Hedgehog langsung menjadi anti-thesis bagi Mario. Apabila Mario lamban dan gemuk maka Sonic gesit dan atletis, kalau Mario memerlukan presisi dalam pergerakannya maka Sonic mengedepankan kinetisme dan kecepatan menembus garis finish.

Sonic dan Sega Genesis mencapai puncak popularitas mereka di tahun 1992 saat Sega menciptakan even besar bernama Sonic 2sday (baca: Sonic Tuesday)karena rilis di hari Selasa. Perilisan Sonic 2 menandai dimulainya perang akbar antara Nintendo (yang sudah merilis Super Nintendo untuk bersaing di kelas 16-bit) dan Sega (yang di saat itu mulai menjadi penguasa pasar yang dominan – paling tidak di pasar Amerika). Sungguh sayang karena banyak kesalahan yang dilakukan Sega mulai tahun 1995 – 2000, puncak popularitas itu berbalik merosot drastis sampai-sampai Sega harus keluar dari dunia pembuatan konsol dengan kegagalan Sega Saturn dan Sega Dreamcast – dua konsol penerus Genesis.

Sonic sendiri pun kehilangan posisi sebagai penantang utama Mario. Lebih memalukannya lagi, sosok yang awalnya menjadi maskot dari Genesis ini kemudian ‘terpaksa’ menjadi seorang pelacur, melacurkan dirinya ke sistem-sistem Nintendo, Sony, dan Microsoft – tiga kaisar dunia game sepeninggalan Sega. Lebih tragis lagi, sementara Nintendo sukses melakukan transisi Mario dari dunia 2D ke 3D, Sonic tak sesukses itu, ada alasan kenapa banyak gamer merasa bahwa Sonic 2 masih merupakan entri Sonic terbaik sepanjang masa, walaupun sudah ada belasan game Sonic lain dirilis setelahnya.
Di tahun 2017 mulai ada berita bahwa Sonic akan dirilis dalam format animasi. Hal ini mengejutkan banyak orang mengingat Sonic dianggap tak semenjual dulu. Toh proyek ini berjalan dan di tahun 2018 pembuatannya dimulai. Akan tetapi film ini mengalami ganjalan. Saat trailer pertamanya dirilis di tahun 2019 lalu semua orang bersumpah-serapah melihat design Sonic yang begitu ancur. Sang sutradara Jeff Fowler kemudian melakukan hal yang tak pernah terjadi sebelumnya: ia mengakui kesalahannya dan memutuskan untuk menunda rilis film ini sambil memperbaiki efek CG dan design Sonic. Ketika trailer pembetulan ini dirilis di akhir tahun 2019, para fans bersyukur karenanya dan mereka pun muncul memberikan support mereka kepada film ini. Sonic the Hedgehog menjadi film dari video game terlaris di tanah Amerika – dan sebenarnya punya kesempatan meraih gelar tersebut untuk kategori worldwide – andaikata ia tak dirilis mendekati masa Pandemic COVID-19. Is this movie really good?

Film ini diawali dengan Sonic yang harus melarikan diri dari dunianya ke dunia lain: bumi kita. Sonic pun hidup dalam kesepian dan seorang diri karena ia mengingat pesan dari penjaganya, Longclaw sang Burung Hantu, untuk hidup dalam keterasingan. Suatu ketika dalam frustasinya ketika ia menyadari kesepiannya, Sonic melepaskan sebuah ledakan ultrasonic yang menghancurkan gardu listrik dan memadamkan semua energi di kota Green Hills tempat ia tinggal. Ini membuat kota kecil yang biasa tak pernah diperhatikan siapapun menjadi pusat perhatian dari pemerintah Amerika. Pemerintah Amerika mengirim ilmuwan nyentrik terjenius mereka untuk menginvestigasi hal ini: Dokter Robotnik.
Sonic yang kemudian bertemu dengan Sherif kota Green Hills Tom Wachowski, kini harus melakukan roadtrip untuk menghindari kejaran Robotnik dan tentara kejamnya, dan di saat yang bersamaan mencari cara bagi Sonic untuk bisa pindah dimensi sebab hidup di bumi kita sudah tak lagi aman…
Tidak ada jalan cerita yang benar-benar baru di dalam Sonic the Hedgehog. Hubungan dari Sonic dan Tom adalah salah satu jalan cerita utama film ini. Beruntung James Marsden, aktor yang berperan sebagai Tom, sudah biasa tampil dalam peran seperti ini. Ingat, dia pernah tampil dalam film serupa berjudul Hop. James fasih berakting dengan green screen dan banternya dengan Sonic tak pernah terlihat aneh. Sonic sendiri mengalami perbaikan penampilan yang bagus. Tidak ada lagi design aneh yang membuat anak-anak bisa bermimpi buruk, saya berterima kasih kepada Jeff Fowler yang mendengarkan kata-kata fans dan bukannya membela diri. Semoga para sutradara lain (Rian Johnson, hai!) belajar dari pengalaman ini. Kalau para fans marah karena sesuatu, they are angry at it for a reason. Perbaikan penampilan Sonic juga dibarengi dengan kualitas voice acting yang bagus dari Ben Schwartz. Ben mengisi suara Sonic secara pas: Sonic-nya tidak terasa sok cool sampai lebai tetapi di sisi lain Sonic juga tidak pernah tampil down sampai terasa seperti brooding.

Tapi tentu saja jualan utama film ini di luar sang maskot Sonic adalah sang musuh: Dokter Robotnik. Dan bukan karena Dokter Robotnik-nya sendiri melainkan sosok yang memerankannya: Jim Carrey. Para penonton film jaman muda sekarang mungkin sudah lupa betapa luar biasanya popularitas Jim Carrey dulu. Mirip dengan Sega dan Sonic, Jim Carrey mencapai puncak popularitasnya di awal hingga tengah dekade 1990an dengan film-film macam Ace Ventura, Batman Returns, The Mask, dan banyak lagi. Bisa dibilang karir Jim Carrey mencapai puncak paling cemerlang di tahun 2002 saat ia menjadi Tuhan dalam Bruce Almighty. Mulai dari sana karir Carrey perlahan tapi pasti mengalami penurunan. Bagi kalian yang kangen dengan akting super nyentrik, eksentrik, over-the-top dari Jim Carrey… oh percayalah kalian akan SUPER PUAS dengan film ini. This is Carrey’s best performance for over than a decade! Sungguh saya kangen dengan performa Carrey yang begitu lepas dan gila-gilaan di sini. Dan sepertinya… bahkan Carrey pun menikmati tampil total di sini.
Kalian yang merupakan pecinta game Sonic akan melihat banyak homage dan easter egg yang disisipkan oleh Jeff Fowler di dalam film ini. Dan buat kalian yang bertanya-tanya apakah film ini akan mendapatkan sekuel, jawaban saya: tunggu saja dengan sabar sampai ending credit film ini bergulir – sebab kalau kalian die-hard fans Sonic dijamin akan bersorak kegirangan akannya. I know I did.
Score: 8
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.
saya nonton ini itu santai aja tidak terlalu berharap tinggi
dan hasilnya ada puas banget
Kadang yang kita tak banyak ekspektasi malah puas ya bro. 😀