Skip to content

Kuroko no Basket: Last Game

Setelah manga Kuroko no Basket tamat di tahun 2014 lalu, fans dari manga ini berharap masih ada sebuah cerita lanjutannya. Harapan itu tidak berlebihan mengingat Kuroko no Basket memang masih memiliki potensi untuk dilanjutkan. Harapan itu terkabulkan saat manga pendek berjudul Extra Game dirilis. Nah, di tahun 2017 manga pendek ini diadaptasi menjadi film layar lebar berjudul Last Game. Konon dengan perubahan judul ini Tadatoshi Fujimaki menyiapkan konten kejutan yang baru. Apakah ini akan memuaskan dahaga para penggemar manga / serial anime-nya?

Beberapa saat setelah kejuaraan Winter Cup berakhir setiap orang melanjutkan kehidupan mereka masing-masing. Begitu juga dengan para pemain dari klub bola basket Seirin dengan Taiga dan Kuroko. Akan tetapi mereka tidak menyangka bahwa nasib akan mempertemukan mereka dengan lawan-lawannya kembali.

Di tempat lain Jepang tengah melangsungkan sebuah pertandingan eksibisi Streetbasket dengan tim Amerika bernama Jabberwock. Awalnya pertandingan berlangsung dengan seru antara Jabberwock dan Strky-nya Jepang. Akan tetapi tak lama warna asli dari Jabberwock kelihatan. Mereka adalah pemain-pemain basket Amerika yang sangat memandang rendah dan menghina orang Asia. Dengan cepat kekuatan pemain Jabberwock mendominasi pemain Strky Jepang. Mereka kalah telak dan para anggota tim Jabberwock menyatakan bahwa tak sepantasnya monyet bermain bola basket. Ini langsung memantik amarah dari ayah Riko (manager dari klub Seirin) yang menantang pemain Jabberwock untuk bertanding ulang dengan kekuatan asli tim Jepang seminggu dari sekarang.

Jabberwock menerima tantangan tersebut dan ayah Riko pun mengumpulkan kelima pemain terbaik dari Jepang untuk menghadapi Jabberwock. Tentu saja kelima pemain itu adalah Generation of Miracles – ditambah dengan Taiga, Kuroko, dan tiga pemain figuran lain (saya menyebut mereka figuran sebab pada kenyataannya mereka sama sekali tidak berperan dalam permainan).

Saya sebenarnya sudah heran kenapa Kuroko no Basket berakhir begitu saja setelah kejuaraan bola basket Winter Cup selesai. Bagaimana saya tidak heran? Pakem dari setiap manga olahraga adalah melanjutkan kejuaraan turnamen lokal dengan sebuah dream team gabungan di mana setiap pemain terkenal dari tim lawan kemudian bergabung untuk bermain bersama dalam sebuah tim. Praktis hampir semua manga olahraga yang saya baca melakukan hal ini mulai dari Shoot, Fantasista, sampai Captain Tsubasa. Kuroko no Basket rupanya menyiapkan matchup Dream Team ini untuk kisah tambahan dan pentas terbesarnya: layar lebar.

Dan Tadatoshi Fujimaki membayar lemahnya jalan cerita di film ini (orang Amerika yang lagi-lagi rasis, sungguh menyebalkan – tidak adakah klise lainnya?) dengan pertandingan yang seru. Jabberwock memang tim yang penuh dengan makhluk-makhluk rasis tetapi mereka juga adalah pemain yang sangat kuat. Kalau kalian bosan Generation of Miracles praktis tak mendapatkan lawan tangguh selama jalannya manga (kecuali kalau mereka menghadapi mantan rekan setim mereka sendiri) maka di sini kalian akan melihat setiap pemain Generation of Miracles kewalahan menghadapi tim Jabberwock yang sangat kuat. Mereka adalah lawan yang pantas bagi tim Vorpal Swords (nama tim Kuroko, Taiga, dan Generation of Miracles). Siapapun karakter Generation of Miracles favorit kalian – kalian takkan kecewa sebab mereka semua mendapatkan momen mereka untuk bersinar di sini. Bahkan bisa dibilang ini adalah panggung untuk para Generation of Miracles di mana Kuroko dan Taiga lebih bertindak sebagai supporting character dalam film ini, hanya untuk mendapatkan fokus di momen-momen klimaks film.

Tidak ada yang spesial dari film Kuroko no Basket: Last Game. Kalian yang bukan merupakan fans dari Kuroko no Basket bisa sih menontonnya tetapi tak bisa menangkap beberapa momen-momen emosional di film ini yang merupakan perkembangan natural beberapa karakter di dalamnya (seperti Akashi ataupun hubungan Kuroko – Taiga). Toh sebagai tontonan bola basket (fiktif) you can’t go wrong this movie. Momen di mana lagu Against the Wind-nya Kensho Ono mulai diputar? Oooh, that’s badass anime shit. Kalian penggemar serial Kuroko no Basket? Sudah tentu jangan lewatkan hidangan penutupnya yang satu ini.

Score: 8

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

4 thoughts on “Kuroko no Basket: Last Game Leave a comment

  1. Keren. Super keren. Disini Kiseki no sedai menunjukkan sifat asli mereka, super ramah dan menghargai teman serta permainan basket. Aku suka banget, sedih juga sih karena ini terakhir. Anime kesukaanku sewaktu masih SMA

  2. Udah tau anime ini dari lama, tapi baru nonton 5 hari yang lalu. Dan 5 hari doang tamat, rekor banget sejauh ini aku nonton anime.
    Biasanya, anime sport tuh aku kurang suka. Bahkan selalu ngantuk dan drop di tengah jalan.
    Tapi Kuroba beda banget. Bener-bener nyesel parah sii baru nonton. Jadi pen ngulang waktu.
    Kurang banget, cuma 3 season 😭💔

Leave a Reply

Discover more from Review Apa Saja

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading