Justice League Dark: Apokolips War
Bagi rata-rata moviegoers satu-satunya universe komik DC yang mereka kenal adalah DCEU di layar lebar. Ini adalah deretan film layar lebar DC yang berawal dari Man of Steel di tahun 2013 dan masih berlanjut hingga sekarang, di mana entri terbaru dari DCEU: Wonder Woman 1984 seharusnya dirilis di bulan Juni 2020 sebelum ditunda mundur gegara Pandemik COVID-19. Bagi mereka yang juga menonton serial TV akan mengenal satu lagi universe DC yang dimulai dengan Arrow di tahun 2012. Serial TV yang sudah tamat itu melahirkan banyak spin-off dan sekarang memiliki Universe tersendiri bernama Arrowverse. Tapi kebanyakan orang tidak tahu bahwa DC sebenarnya memiliki satu lagi universe di dunia animasi: DC Movie Animated Universe (jangan dicampuradukkan dengan DC Animated Universe yang beda lagi).
DC Movie Animated Universe ini dimulai di tahun 2013 saat komik DC juga melakukan reboot pada seluruh lini produksi komiknya. Di saat itu DC menamai kontinuitas baru mereka The New 52. Karena ingin memiliki sinergi yang lebih baik, DC juga merilis film animasi Home Theater mereka dengan cara yang sama. Mereka memproduksi kisah prolog dari The New 52 dalam format animasi: The Flashpoint Paradox. Gara-gara Barry Allen alias The Flash ingin menyelamatkan ibunya, ia membuat sebuah butterfly effect yang berakibat mengubah seluruh sejarah DC. Film animasi ini langsung disusul dengan Justice League: War, yang menceritakan tentang bagaimana Justice League pertama kali berkumpul dan bersatu (di universe animasi The New 52).

Sejak saat itu, DC Animated Universe giat mengadaptasi cerita-cerita terkenal DC baik dari kontinuitas The New 52 (Justice League: War, Justice League: The Throne of Atlantis) maupun kisah populer dari era sebelum The New 52 yang diutak-atik detailnya agar masuk dengan kontinuitas baru (dwilogi The Death of Superman – Reign of the Supermen, Batman: Hush) sampai kisah-kisah orisinil mereka sendiri. Tak disangka-sangka, setelah 7 tahun berlalu total telah ada 14 film yang dirilis dalam kontinuitas baru ini.
Di dunia komik sendiri DC sudah mengambil mandat yang berbeda. Reboot The New 52 yang mereka lakukan gagal total, baik di mata kritikus maupun di angka penjualan. Ini memaksa DC untuk (lagi-lagi) merombak kontinuitas mereka yang berujung dengan even Rebirth di tahun 2016. Ini artinya di tahun 2020 DC Movie Animated Universe sudah menjadi universe unik yang berdiri sendiri dan bukan lagi sekedar adaptasi dari kisah-kisah komik DC era The New 52. Di entri ke 15 ini, DC mencanangkan untuk mengakhiri DC Movie Animated Universe dengan sebuah finale: Apokolips War. Kalau Avengers memiliki Infinity War – Endgame dan Arrowverse memiliki Crisis on Infinite Earths, ini adalah pamungkas bagi DC Movie Animated Universe. Can they go out with a high note?

Film ini dibuka dengan Superman meminta semua anggota dari Justice League dan Teen Titans berkumpul. Melihat semua jagoan ini datang di Hall of Justice sungguh menunjukkan bagaimana Universe yang berawal kecil ini sudah tumbuh besar. Setelah semua jagoan ini berkumpul Superman menyatakan rencananya: ia ingin menginvasi Apokolips, tempat tinggal dari Darkseid. Sebelum ini Darkseid sudah dua kali menginvasi bumi dan gagal. Menurut pengamatan terakhir, konon Darkseid sedang menyiapkan invasi KETIGA. Superman percaya bahwa kali ini Justice League harus bertindak duluan, mereka harus menyerang Darkseid dahulu, sebelum sang penguasa Apokolips menginvasi bumi.
Dua tahun berlalu. Perang berakhir.
Dan Darkseid menang. Segala kejeniusan dari Batman, segenap keberanian Wonder Woman, dan seluruh kekuatan Superman tak sanggup menghentikan sang penguasa Apokolips. Nasib dari Justice League compang-camping. Invasi ke Apokolips gagal total dan di saat Bumi tak lagi memiliki jagoan selain beberapa jagoan remaja Teen Titans, Darkseid melancarkan counter-attack. Dengan pengecualian beberapa jagoan yang bersembunyi, Bumi kini sudah dikuasai oleh Darkseid. Di saat ini grup pemberontak yang dipimpin oleh Clark Kent (Superman tidak memiliki kekuatan lagi sebab Darkseid menanamkan Kryptonite di aliran darahnya yang menyebabkan ia menjadi seperti manusia biasa) dan Raven mencari Constantine, satu-satunya sosok yang diharapkan bisa mengubah alur perang melawan Darkseid.
Constantine adalah satu-satunya orang yang memiliki sihir untuk bisa melacak orang dan kubu pemberontak perlu melacak mantan pemimpin dari Teen Titans: Damien Wayne, sang Robin sekaligus anak dari Bruce Wayne. Bisakah mereka menemukan Damien? Bisakah pemberontakan kecil menghadapi Darkseid ini menang?

Apokolips War ini mengingatkanku akan The Flashpoint Paradox, di mana tidak ada karakter yang aman. Bahkan pembukaan dari film ini di mana Clark menceritakan soal kegagalan invasi Justice League di Apokolips terasa menyakitkan. Melihat para Superhero yang selama ini kita kenal (baik di komik maupun di film satuan mereka masing-masing) gugur satu demi satu dalam pertarungan melawan para serdadu Darkseid membuat penonton sadar bahwa ini akan menjadi pertarungan pamungkas. It immediately rises the stakes.
Walaupun The New 52 juga memiliki sebuah kisah yang serupa, Apokolips War ini mengambil banyak elemen dari berbagai macam komik-komik DC dan menggabungkannya dalam kisah mereka sendiri. Ketika menonton saya melihat ada homage di film ini untuk even komik Crisis on Infinite Earths, Forever Evil, sampai Final Crisis. This movie is like a love letter to all DC’s biggest comic crossovers. Walaupun film ini sudah merupakan film DC Movie Animated Universe terpanjang (durasinya hampir 90 menit), ia masih tergolong pendek untuk sebuah film pamungkas. Oleh karena itu jangan heran bahwa spotlight dan pengembangan cerita untuk beberapa karakter terpaksa dipangkas… Hal Jordan, we barely know you.
Film ini bagaimanapun mengambil keputusan yang benar untuk menjangkarkan narasi mayoritas film ini dari satu sosok: John Constantine. Constantine di film ini suaranya diisi oleh Matt Ryan yang sepertinya akan selamanya diasosiasikan sebagai sosok perokok berat ini (maaf ya Keanu Reeves). Siapa yang menyangka bahwa kendati serial Constantine yang ia bintangi sudah dicancel di tahun 2014 ia masih tetap memerankan sosok tersebut, baik via kembalinya versi live-action-nya di Legends of Tomorrow sampai menyuarakan Constantine di versi animasinya. Toh pembawaan Matt Ryan yang penuh sarkasme memang tepat. Keputusannya mengolok-olok Clark yang gagal dalam invasi ke Apokolips terasa sangat Constantine sekali. Sosok Constantine di sini bukan satu-satunya sorotan cerita. Dua karakter lain yang juga mendapatkan spotlight adalah Damien dan Raven. Sebagai sisa dua dari anggota Teen Titans yang tersisa, hubungan keduanya yang sudah dibangun dalam film-film satuan Teen Titans sebelumnya mencapai klimaksnya di film ini.

Yang saya sayangkan adalah kenapa hubungan Clark dan Lex tak lebih banyak mendapatkan fokus di sini. Rivalitas dari Clark dan Lex adalah nyawa dari kebanyakan film-film satuan Superman dan sepertinya adalah kesempatan yang tersia-siakan melihat mereka tak bisa mengeksplorasi hal tersebut di sini. Saya juga menyayangkan bahwa film ini tak mengulas lebih banyak mengenai kompromi moral yang dilakukan oleh Clark di film ini. Saya tahu bahwa ini adalah end of the world, tetapi Clark biasanya akan selalu mencari jalan yang lebih baik ketimbang membunuh orang. Melihat ia diam saja melihat rekan-rekannya membunuh orang terasa sebagai sesuatu yang out of character. Superman should be better than that.
Kualitas animasi secara keseluruhan dari Apokolips War menurut saya setara dengan film-film DC lainnya tetapi kali ini film ini jauh lebih berdarah-darah. Sepertinya layak ya, The Flashpoint Paradox sebagai film pertama pembuka franchise ini berdarah-darah, dan penutupnya juga sama brutalnya. It’s a fitting end. Saya sudah tak ingin mengkritik lagi style design karakter di dalam film ini karena saya percaya DC Movie Animated Universe memang sudah menganggap design semacam ini sebagai style ciri khas mereka.

Pada akhirnya penonton yang ingin mencari tontonan DC yang lebih dark, mature, dan berbeda dari biasanya wajib menonton film ini. Satu hal yang pasti, jangan biarkan penonton di bawah umur menontonnya, biarkan mereka menonton Teen Titans Go! saja sebab animasi penuh gore dan darah ini jelas bukan tontonan untuk mereka. Melihat endingnya, ada begitu banyak kemungkinan yang bisa diambil oleh DC Movie Animated Universe untuk masa depannya. Apapun keputusan yang mereka ambil, I’m excited to be there and watch it. Selamat tinggal era animasi The New 52!
Score: 8
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.