It’s a Wonderful World
Saya tidak sedang ingin membahas lagu dengan titel mirip (What a Wonderful World) yang dinyanyikan oleh Louis Armstrong. Jujur saja saya sangat tidak suka dengan titel game ini. Saya selalu tertukar-tukar judulnya dengan judul lagu What a Wonderful World, dan kalau kebetulan tidak tertukar dengan judul lagu saya tertukar dengan judul film It’s a Wonderful Life yang diperankan oleh James Stewart. Kedua judul tersebut klasik dalam genre mereka masing-masing. Bisakah It’s a Wonderful World juga menjadi judul klasik di dunia Board Games?
Ketika It’s a Wonderful World dirilis di tahun 2019 lalu banyak orang mengatakan kalau game ini bisa menjadi 7 Wonders Killer. Masalahnya sudah ada banyak game yang disebut bisa menjadi penghabis dari 7 Wonders (termasuk Hadara yang sudah saya review) tetapi kenyataannya 7 Wonders masih merupakan Board Game dengan mekanisme utama Card Drafting paling terkenal yang dikenal kebanyakan orang. Apa yang membuat It’s a Wonderful World ciptaan Frederic Guerard spesial?

Dalam game ini kamu diminta untuk membimbing peradaban yang kamu ciptakan menjadi yang paling maju dibandingkan dengan peradaban-peradaban lainnya. Ini bisa kamu lakukan di dalam empat ronde, dan masing-masing ronde ini dibagi dalam tiga fase: Fase Drafting, Fase Planning, dan Fase Production. Mari saya bagi apa-apa saja yang terjadi di masing-masing Fase.
Fase pertama adalah Fase Drafting: setiap pemain akan dibagikan tujuh kartu di mana masing-masing pemain diharuskan memilih satu kartu kemudian memberikan enam kartu sisanya di pemain di sampingnya (tergantung ronde berapa, terkadang bisa diberikan pada pemain di kanan atau pemain di kiri). Hal ini akan terus berlanjut sampai tujuh kartu yang ada dipilih oleh masing-masing pemain. Di sini fase pertama akan selesai.

Fase kedua adalah Fase Planning: di saat ini setiap pemain harus menentukan apa yang hendak mereka lakukan dengan tujuh kartu yang sudah mereka dapatkan dari fase sebelumnya. Pemain boleh melakukan dua hal: hal pertama adalah memulai pembangunan dari kartu tersebut dan hal kedua adalah membuang kartu tersebut (recycle / discard) untuk kemudian mendapatkan resource yang nantinya bisa mereka gunakan untuk membangun kartu yang sudah mulai mereka bangun. Resource yang tidak bisa masuk ke dalam bangunan apapun akan masuk ke dalam kartu Empire / peradaban mereka untuk nantinya bisa dikonversikan setelah jumlahnya mencapai 5.
Fase terakhir adalah Fase Produksi : ini bisa dibilang merupakan fase yang paling unik dan membedakan It’s a Wonderful World dari game serupa. Fase Produksi untuk material-material yang ada di dalam game ini (ada 5 jenis) tidak semuanya terjadi secara bersamaan tetapi secara bergiliran. Pemain akan memproduksi kubus Abu-Abu, Hitam, Hijau, Kuning, dan terakhir Biru. Yang unik di sini adalah setiap kali resource tertentu dibuat kamu bisa memakai dan lantas melengkapi pembangunan kartu tertentu, lantas kemudian menggunakan kartu tersebut untuk produksi saat waktunya tiba. Ambil contoh di fase produksi Abu-Abu kamu berhasil menghasilkan resource yang cukup untuk membangun kartu yang memproduksi resource Kuning, ketika waktunya tiba untuk memproduksi resource Kuning, kartu yang sudah jadi itu akan langsung bisa memproduksi resource Kuning lagi! Keunikan produksi secara bertahap ini menambah kompleksitas sekaligus keorisinilan gameplay dalam It’s a Wonderful World. Setiap kali melakukan produksi sebuah Resource, setiap pemain juga akan membandingkan siapa yang memproduksi Resource terbanyak lantas mendapatkan bonus Token Financier dan General sesuai dengan apa jenis Resource-nya. Token Financier / General ini bisa digunakan untuk membangun kartu-kartu tertentu tetapi juga bisa disimpan sampai akhir permainan dan berharga 1 VP.
Melihat komponen yang disediakan It’s a Wonderful World adalah game yang mengutamakan komponen kartunya dan resource-nya. Kopi yang saya miliki dan yang saya mainkan adalah versi retail, berarti saya tidak memiliki komponen token-token upgrade. Saya tak merasa membutuhkannya sebab komponen produksi Lucky Duck Games ini sudah lebih dari cukup untuk dimainkan. Akan tetapi beberapa orang mungkin akan mengeluhkan kualitas kartunya yang tidak terbuat dari linen sebab membuat kartu saat dikocok menjadi licin. Hey, tak semua game bisa memiliki komponen secantik Wingspan tahu?
Masalah yang lebih besar yang saya hadapi dengan It’s a Wonderful World adalah bagaimana kartu satu dengan kartu lain tidak memiliki ‘era’nya sendiri. Saya merasa bahwa ini kekurangan terbesar dalam game ini. Saya tahu ada beberapa game yang menggunakan mekanisme serupa seperti Terraforming Mars, tetapi game tersebut memiliki jumlah ronde yang sangat banyak sehingga kartu-kartu yang muncul jadi lebih variatif. Di dalam It’s a Wonderful World, hanya ada 4 ronde saja sehingga kalau ada satu ronde di mana kartu-kartu yang ada memerlukan resource yang banyak untuk dibangun… praktis kartu tersebut hanya buat didiscard saja untuk diambil resource-nya. Saya juga merasa bahwa kesan Engine Building dalam game ini kurang terasa. Saya merasa game ini sedikit berkebalikan dengan Gizmos. Apabila dalam Gizmos di klimaks game Engine yang kamu bangun akan terlalu kompleks dan membuat turn setiap pemain berjalan agak terlalu lama dari semestinya. Kalau dalam game ini memasuki ronde terakhir Engine kamu terasa seperti baru mau selesai tetapi permainan sudah berakhir sebelum kamu bisa memaksimalkan kekuatan Engine tersebut. Mungkin ini perasaan saya saja tapi saya merasa game ini akan lebih optimal dengan 5 dan bukannya 4 ronde.

Pilihan 7 kartu di setiap ronde di It’s a Wonderful World juga akan berpotensi menimbulkan AP bagi pemain, terutama di awal dan akhir, di awal pemain harus berhati-hati memilih kartu yang ada sebab kesalahan akan membuat Engine mereka kurang efisien atau lebih celaka lagi… tidak jadi. Di sisi lain saat akhir permainan gamer juga akan dibuat AP (Analysis Paralysis) karena banyaknya opsi untuk mendapatkan poin, opsi manakah yang harus dipilih untuk memaksimalkan pendapatan poin di ronde terakhir atau bonus akhir permainan? Dibandingkan dengan mekanisme di Hadara dan 7 Wonders, saya kok merasa mekanisme Card Drafting kedua game yang saya sebutkan itu lebih elegan ketimbang It’s a Wonderful World ya?
Pada akhirnya It’s a Wonderful World adalah tambahan yang menyenangkan untuk genre Card Drafting. Saya mengapresiasi beberapa mekanisme unik yang diperkenalkan game ini seperti opsi mendapatkan Resource dari Recycle / Discard kartu dan sistem Produksi yang dilakukan secara bertahap. Akan tetapi kalau menyebut game ini sebagai 7 Wonders Killer? Hm… masih jauh bung.
Score: 6
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.