Skip to content

Run

Salah satu film kecil yang mengejutkanku di tahun 2018 adalah Searching dari Aneesh Chaganty. That little movie was just so brilliant and captivating, ia menjadi salah satu dari 10 film terbaikku di tahun 2018. Ketika Chaganty dan Sev Ohanian kembali bekerja sama untuk menulis sebuah film thriller berjudul Run, saya langsung tertarik untuk menontonnya. Film ini debut di Hulu, salah satu saluran streaming di Amerika, dan menjadi film terlaris yang debut di platform tersebut.

Chloe Sherman semenjak kecil menjalani hidupnya dengan sulit. Oleh sebab ia lahir prematur dulu dan tumbuh dengan berbagai penyakit kronis di dalam badannya. Untung Chloe memiliki Ibu yang sangat menyayangi dia: Diane, yang mendedikasikan hidupnya untuk mengurus Chloe. Dan hidup Chloe memang sangat sulit, ia memiliki berbagai macam obat yang harus ia makan pagi, siang, malam. Toh Chloe adalah seorang gadis dengan mimpi yang besar, ia tetap ingin pergi kuliah dan hidup normal seperti orang-orang pada umumnya.

Kecurigaan dari Chloe kepada Ibunya mulai terjadi saat ia tidak pernah mendapatkan satupun kiriman beasiswa dari Universitas-Universitas yang hendak ia masuki. Ini mengherankan sebab beberapa Universitas yang dikirimi aplikasi pendaftaran oleh Chloe adalah Universitas yang menyediakan fasilitas guna orang cacat. Kecurigaan dari Chloe makin memuncak ketika ia melihat ada obat-obat tertentu yang dibeli oleh sang Ibu atas nama Ibunya – dan bukan atas namanya sendiri. Rahasia apa yang disembunyikan sang Ibu dari Chloe?

Run berdurasi hanya 90 menit dan Chaganty menggunakan setiap menit yang ada efektif untuk membangun tensi cerita. Chaganty banyak menggunakan bahasa gambar dan visual untuk menjelaskan kepada penonton mengenai apa yang terjadi. Tidak semuanya, sebab Chaganty percaya penonton cukup cermat dan cerdas untuk bisa membentuk rangkaian gambar keseluruhan sendiri. Hasilnya, film ini tidak pernah merasa perlu memperlambat pace cerita untuk menjelaskan detail-detail kepada penonton. Film terus bergegas dari satu adegan ke adegan lain, tak memberi penonton kesempatan untuk bernafas lega sama sekali. It was a thriller from start to finish.

Film ini didukung dengan akting mumpuni dari kedua artis utamanya: Sarah Paulson sudah seorang veteran di dunia genre horor, terutama dengan penampilannya yang berulang-ulang kali di seri antologi American Horror Story. Ada sebuah sisi disturbing yang ia tampilkan secara terselubung dalam penampilannya di sini. Di sisi lain penampilan Paulson diimbangi dengan sangat baik oleh artis pemula Kiera Allen. Kiera adalah seorang artis yang di dunia nyata benar-benar hidup di atas kursi roda, dan mungkin itulah kenapa penampilannya di beberapa adegan film ini terasa benar-benar natural. This is a great breakout performance for her.

Pun begitu saya masih merasa bahwa film Run sedikit di bawah Searching, sebab Searching menawarkan semua dari film Run tetapi menambahkan elemen humanisme DAN gaya pengambilan gambar yang sangat unik. Toh bagi kalian yang suka dengan film-film thriller, Run adalah sesuatu yang tak boleh dilewatkan. Cepat, padat, ringkas; ini sebuah film thriller yang kompeten. Saya tunggu karya Chaganty berikutnya.

Score: 8.0

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

%d bloggers like this: