Sweet Home
Webtoon Sweet Home karangan dari Kim Kan-bi dan Hwang Young-chan adalah salah satu webtoon yang paling populer dengan jumlah view lebih dari 1.2 Milyar! Dengan kesuksesan seperti itu tidaklah mengherankan kalau serial Live Action-nya cepat-cepat diadaptasi. Sepertinya memang satu dua tahun belakangan ini tren mengadaptasi Webtoon ke dalam format anime dan Live Action benar-benar tengah naik daun. Masih ingat kan dengan Itaewon Class dari awal tahun ini dan True Beauty yang sebentar lagi tayang?
Cha Hyun-soo barusan dapat tragedi di mana dia kehilangan seluruh keluarganya; mulai dari ayah – ibu – sampai adiknya semua meninggal dalam kecelakaan. Karena itu, Hyun-soo sekarang pindah ke sebuah apartemen bernama Green Home. Dia bahkan tak berniat tinggal lama-lama di sini dan sudah menetapkan hari di mana dia akan bunuh diri. Sial… atau untung… bagi Hyun-soo, sebab baru berapa hari dia ada di apartemen tersebut, seluruh Korea (atau dunia) jatuh ke dalam bencana Monster. Manusia, entah kenapa, mulai berubah menjadi Monster secara perlahan-lahan, dan menjadi buas, membantai manusia-manusia lainnya.
Sekarang Cha Hyun-soo bersama dengan penduduk dalam Apartemen Green Home yang lainnya harus berjuang untuk bertahan hidup di sana. Tetapi bisakah ia melakukannya, sementara Hyun-soo sendiri sedang terancam berubah menjadi Monster juga?
Serial ini dibintangi oleh Song Kang, Lee Jin-wook, Lee Si-young, Lee Do-hyun, dan seabreg bintang-bintang lainnya. Konon ini adalah serial dengan budget termahal yang pernah diproduksi oleh Korea, dan sangat kentara ke mana budget itu pergi: merekrut banyak artis-artis untuk bermain dalam serial ini (karena casting yang besar) ditambah dengan tentunya efek-efek CG bagi para Monster. Akan tetapi karena serial ini hanya memiliki budget sekitar 2.7 Juta USD per episode (sekitar seperlima dari Game of Thrones) harap maklum kalau efek-efek Monster yang ada juga terlihat kurang meyakinkan. Saya puji usahanya, tetapi untuk hasilnya masih harus diberi thumbs down.
Saya sendiri tidak membaca Webtoon dari Sweet Home terlalu banyak tetapi dari apa yang saya baca, saya merasa bahwa kisah dalam Webtoon-nya lebih sukses memanusiawikan karakter-karakternya. Di sisi lain dalam serial ini semua karakter seperti didefinisikan dengan satu trait saja: si Preman, si Loner, si Gadis Cool, si Gadis Menyebalkan, dan tidak memiliki kedalaman karakter terlepas dari trait-nya. Itu membuat saya tidak simpatik dengan mayoritas karakter-karakter dalam serial ini – dan itu nilai minus terbesar dalam serial ini. Not caring about whether they live or die mengurangi tensi menonton serialnya.
Satu hal lagi minus dari adaptasi ini adalah bagaimana creatornya: Kim Seol-jin gagal total menunjukkan kepada penonton mengenai keberadaan tiap-tiap karakter. Editing yang sangat buruk sekuens cerita yang ada membuat saya bingung: “Karakter ini tadinya di sana kok mendadak sudah ke sana?“, “Karakter ini sebenarnya ada di Apartemen lantai berapa?“, dan selanjutnya. Untuk sebuah serial yang bersetting di Apartemen dan di mana setting memainkan peranan penting, hal ini lagi-lagi bagiku merupakan kekurangan fatal. Last but not least, pemilihan lagu-lagu di dalam serial ini. Siapa yang punya pemikiran bodoh menempatkan lagu-lagu Rock dan Metal macam Imagine Dragons dalam sekuens-sekuens tertentu di film ini? Saya suka dengan Imagine Dragons dan dengan lagu-lagu lain yang muncul di serial ini, tapi lagu mereka benar-benar engga banget deh untuk dipasangkan di seri ini!
Overall, Sweet Home sebenarnya memiliki potensi menjadi sebuah serial TV yang apik tetapi versi adaptasinya saya anggap gagal menggali potensi yang ada di Webtoon-nya. Asal tahu saja, saya lebih tertarik melanjutkan membaca Webtoon setelah membaca 6 Chapter awalnya ketimbang mengikuti season kedua dari serial ini setelah selesai menonton 10 episode yang ada di sini!
Score: 5.0
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.