The Trial of Chicago 7
Di pertengahan dekade 1960an, Amerika memutuskan untuk meningkatkan interferensi mereka pada Perang Vietnam. Saat itu Perang Dingin sedang berada pada titik puncaknya. Baik Uni Soviet maupun Amerika Serikat saling bersaing dalam segala bidang, mulai dari Space Race ke luar angkasa sampai persaingan pengaruh di negara-negara lain. Vietnam terbagi menjadi dua: Utara dan Selatan yang masing-masing dipengaruhi paham yang berbeda. Karena Amerika mendukung Vietnam Selatan, mereka makin banyak memanggil anak muda untuk berangkat Perang di Vietnam, menyebabkan amarah di publik Amerika.

Publik Amerika yang marah ini membuat Amerika seakan terbagi menjadi dua, mereka yang menganggap mendukung negara adalah sebuah tugas yang patriotik dan mereka yang ingin menghentikan perang dan melakukan revolusi budaya. Demo-demo ini memuncak pada kerusuhan yang terjadi di Agustus 1968. Ribuan bahkan puluhan ribu massa beradu dengan polisi dan petugas anti huru-hara yang dikerahkan menghentikan mereka. Lima bulan berlalu dan kepala-kepala organizir massa itu pun ditangkap dan disidang.
Sidang tersebut diberi nama: The Trial of Chicago 7.
Saya selalu suka dengan film yang naskahnya ditulis oleh Aaron Sorkin. Kritikus Sorkin mengatakan kalau naskah dari film-film dia biasa dangkal dan sulit diikuti, tetapi saya tidak setuju. Saya justru merasa film-film Sorkin biasanya memiliki dialog yang sangat tajam dan kisahnya tak pernah sulit diikuti… selama kamu memiliki pengetahuan background yang cukup akan topik tersebut. Dan itu berlaku juga dengan film ini.
Sorkin tidak menggandeng tangan viewer untuk memahami apa itu Perang Vietnam dan lain sebagainya, ia menganggap bahwa itu sudah merupakan keharusan bagi penonton untuk menonton filmnya dibekali dengan pengetahuan yang cukup. Dan hasilnya fokus film ini memang terus ada pada persidangannya saja. And boy, what an absolute blast the whole ordeal is.
Film ini digawangi dengan aktor-aktor kelas atas dari ujung sampai ujung. Mark Rylance. Frank Langella. Joseph Gordon Levitt. Sacha Baron Cohen. Yayha Abdul-Mateen II. Eddie Redmayne. Sampai sebuah cameo dari Michael Keaton yang sangat mencuri perhatian. Dan hebatnya, dengan casting begitu brilian pun film ini tak kesulitan membagikan spotlight kepada karakter-karakter penting yang ada. Kalian mungkin akan bingung siapa karakter-karakter ini pada awalnya (terutama karena ada begitu banyak dari mereka), but once the trial goes underway – you’ll know who they are.
Film ini sebisa mungkin tampil dengan netral tanpa memihak. Satu-satunya sosok yang seakan menjadi antagonis yang jelas di film ini hanyalah sang Hakim Julius Hoffman yang dimainkan dengan luar biasa oleh Frank Langella. Seberapa luar biasanya? Saya menemukan diri saya tiga kali harus menghentikan film ini sejenak (karena saya menontonnya di Netflix) untuk mengatur nafas saya yang memburu karena dibuat naik pitam oleh ulahnya. Tak hanya olehnya, film ini memang dibawakan secara brilian oleh semua aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Bahwa film ini dirilis di tahun 2020 saat gerakan Black Lives Matter mencapai puncaknya di tengah tahun membuat saya ternganga. Bukan kebetulan kan ini?

The Trial of Chicago 7 adalah sebuah pembuka mata, sebuah film yang tak hanya nikmat ditonton tetapi juga sebuah film yang memperkaya intelektualitas usai ditonton. And that truly is the best kinds of movie. Salah satu film terbaik rilisan tahun 2020!
Score: 9.0
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.