Skip to content

Pacific Rim: The Black

Ketika Pacific Rim dirilis di tahun 2013, ia tak serta merta sukses di Box Office. In fact, di luar penggemar berat genre Mecha / Kaiju serta fanboy Guillermo del Toro, film ini tidak sukses besar di pasaran. Ia akhirnya sanggup terengah-engah melewati angka 100 Juta USD – tetapi angka itu jauh dari harapan Warner Bros serta Legendary yang mengharapkan angka macam Transformers – kisaran 300 hingga 400 Juta USD. Untungnya saja Pacific Rim mendapatkan sukses besar di daratan Cina sehingga harapan untuk sekuelnya tak pupus.

Setelah berulang kali maju-mundur untuk proyek sekuelnya, Pacific Rim: Uprising digarap oleh Steven S. DeKnight yang sebelumnya terkenal melalui serial Spartacus dan digawangi oleh aktor-artis yang baru, termasuk John Boyega yang tengah naik daun melalui franchise Star Wars. Let’s be real here… Pacific Rim: Uprising is a shit. Literal shit. Dan para fans sejati dari Pacific Rim tidak pernah mengakui eksistensi film tersebut. Kegagalan film tersebut praktis memupus harapan akan adanya cerita-cerita baru Pacific Rim lainnya.

Sampai di tahun 2018 ketika mendadak Netflix mengumumkan bahwa mereka akan membuat sebuah serial animasi berdasarkan Pacific Rim. Kali ini judulnya adalah: Pacific Rim: The Black. Can it be epic?

Pacific Rim: The Black mengambil setting beberapa tahun setelah kedua filmnya (termasuk Pacific Rim: Uprising yang buruk itu) dan bertempatkan di benua Australia. Setelah invasi Kaiju terus berdatangan secara bertubi-tubi, tim pertahanan memutuskan untuk menyerah, dan membiarkan Australia menjadi zona Hitam. Mereka menarik balik semua Jaeger dan meninggalkan segelintir survivor di Australia untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Termasuk di dalamnya adalah dua bersaudara Travis: Taylor dan Hayley.

Setelah beberapa tahun hidup relatif dalam kedamaian karena tak ketahuan oleh para Kaiju, ilusi kedamaian semu itu pecah ketika Taylor dan Hayley tak sengaja menemukan sebuah Jaeger yang non-aktif bernama Atlas Destroyer. Kakak-beradik ini memutuskan untuk menaiki Atlas Destroyer dan berangkat mencari apa yang terjadi dengan kedua orang tua mereka, dan bertahan hidup di daratan buas yang dipenuhi dengan Kaiju.

Pacific Rim: The Black memiliki cerita yang ditulis oleh duet Greg Johnson dan Craig Kyle. Sementara saya tidak seberapa familiar dengan Greg Johnson, saya cukup kenal Craig Kyle sebagai penulis komik Marvel (terutama lini X-Men) yang cukup kompeten. Karena itu saya agak terkejut bahwa Pacific Rim: The Black memiliki cerita standar dystopian – hanya bersetting di dunia Pacific Rim. Dunia yang digarap oleh studio Polygon Pictures ini terlihat sangat cantik sekaligus hampa, tetapi sayangnya saya tidak melihat potensinya dikembangkan secara seutuhnya. Kalian yang kerap membaca buku Young Adult Dystopian ditambah dengan menonton seri The Walking Dead akan familiar dengan banyak aspek di dalam season pertama serial ini.

Pacific Rim: The Black juga memiliki pacing yang agak lambat. Kalian yang mengharapkan banyak aksi Jaeger melawan Kaiju mungkin akan kecewa karena terlepas dari dua fight besar di awal dan ending serial ini, tak banyak terjadi pertarungan melawan Kaiju. Ada alasan logis kenapa hal ini terjadi tentu saja, tetapi itu juga membuat Pacific Rim: The Black terkadang terasa agak membosankan dan bertele-tele. Penonton tidak datang ke sini untuk menonton cerita pengembangan lore Pacific Rim secara terlalu berlebihan (which is already quite silly to begin with) kita datang untuk design Mecha yang keren dan pertarungan antara Kaiju dan Jaeger yang seru!

Pacific Rim: The Black, di mata saya, adalah sebuah eksistensi yang tak diperlukan. Saya tak sampai membencinya bak saya membenci Pacific Rim: Uprising, tetapi di sisi lain saya juga tak melihat kenapa serial ini perlu dibuat kalau sekedar untuk mendaur ulang kisah Dystopian Young Adult yang sudah kerap saya baca di Novel-Novel. Semoga Season 2-nya bisa menjadi lebih baik.

Score: 6.0

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

%d bloggers like this: