Skip to content

Crown of Midnight

Sedari awal Throne of Glass tidak pernah didesign sebagai kisah yang akan dihabiskan dalam satu buku. Ini adalah awal dari sebuah saga panjang Throne of Glass. Dan Sarah J. Maas siap membawa kita berpetualang lebih lanjut di Kerajaan Adarlan.

And so the saga continues…

Setahun setelah Throne of Glass ditulis, Crown of Midnight pun dirilis.

Setelah memenangkan turnamen para Champion, Celaena Sardothien resmi menjadi Champion dari Adarlan. Kemampuannya yang sebelumnya sempat tergerus saat ia dipenjara perlahan tapi pasti pulih kembali. Sekarang Celaena melaksanakan apa yang diperintahkan Raja Adarlan yang keji kepadanya: membunuh siapapun yang diminta – tanpa penjelasan apapun.

Tetapi Celaena membangkang. Diam-diam tapi pasti ia terus melepaskan orang-orang yang menjadi targetnya. Celaena menjadi seorang Assassin dengan hati. Ia melepas targetnya dan meminta mereka untuk menghilangkan jejak. Ini terus terjadi selama beberapa kali, sampai sang Raja mulai curiga kepada Celaen. Celaena makin terancam bahaya karena ia sama sekali tidak bisa memberitahukan niatannya kepada tiga orang yang bisa dibilang merupakan sekutunya di dalam Istana: sang Putra Mahkota Dorian, sang Pengawal Chaol, dan sang Putri dari Kerajaan seberang Nehemia.

Dalam buku pertama Celaena sukses memenangkan turnamen para Champions, tetapi kali ini di tengah intrik politik kerajaan Adarlan, masih bisakah ia selamat?

Crown of Midnight adalah sebuah bacaan Fantasi Young Adult. Selama kamu tahu apa yang kamu baca, kamu juga tahu apa yang kamu dapatkan. Jangan mengharapkan kisah yang dewasa seperti yang ditulis oleh George R.R. Martin melalui Game of Thrones, ini bukan kisah yang kompleks macam itu. Bahkan, bacaan Crown of Midnight ini bisa dibilang cukup ringan. Sarah J. Maas tak terlalu banyak memasukkan karakter-karakter baru di sini sehingga kita sudah semakin familiar saja dengan karakter-karakter yang lawas.

Sebagaimana halnya buku Young Adult, Celaena juga dipusingkan karena cinta segitiga antara dirinya, Dorian, dan Chaol. Apabila di buku pertama hubungannya lebih banyak dengan Dorian, kali ini Chaol-lah yang mendapatkan spotlight utama. Dan sayangnya juga, seperti klise banyak Young Adult lainnya, ada beberapa hal yang terjadi di novel ini seakan-akan membuat hubungan Celaena dengan Chaol jadi putus sambung.

Tanpa spoiler apapun, ada momen yang terjadi di tengah buku ini yang mengubah dinamika buku ini dan menjadi momen bagi Sarah J. Maas untuk mendorong narasi cerita maju lebih lanjut, tetapi fallout dari kejadian tersebut dalam beberapa momen terasa artifisial dan dibuat-buat, seakan demi memperpanjang kisah cinta antara Celaena dan kedua pria. Harap diingat, ini adalah masa di mana kisah cinta segitiga sangat menjual!

Penutup dari Crown of Midnight menjanjikan sebuah dunia yang lebih besar, dunia di luar Adarlan, akan segera disibak bagi pembaca. Saya mengacungi jempol dengan pacing Maas. Bila di buku pertama pembaca dibiarkan mengenal karakter-karakter yang ada dan kerajaan Adarlan dari sudut pandang orang luar, buku ini mengijinkan kita mengulik Adarlan dari sudut pandang orang dalam serta politik Adarlan dengan kerajaan-kerajaan lain. Setelah cukup dengan dua novel yang menjadi backstory dua kerajaan, kini sudah saatnya bagi Maas membawa kita menjelajah lebih lanjut ke dunia fantasi yang ia ciptakan.

Mari kita lihat apa hasilnya.

Score: 8.0

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

%d bloggers like this: