Army of the Dead
Nama Zack Snyder kembali melambung tahun ini setelah dirilisnya film Justice League versi Snyder Cut. Semenjak Justice League dirilis di tahun 2017 lalu dengan segala konflik di belakang layarnya, para fans garis keras dari Zack Snyder terus berusaha melobi DC supaya merilis Justice League: The Snyder Cut, yang konon merupakan versi yang lebih superior daripada film tersebut. Setelah perjuangan para fans, ternyata memang film tersebut sanggup dirilis dan sekaligus menjadi film yang cukup baik – paling tidak bila dibandingkan dengan versi yang dirilis di Bioskop.
Anyway, Zack Snyder tentunya tak hanya menyibukkan dirinya dengan menggarap ulang Justice League saja, tetapi ia juga kembali ke genre di mana ia dulu pertama kali dikenal: Zombie. Di tahun 2004 dulu, Zack Snyder masih seorang sutradara muda yang mencoba menggarap sebuah film Zombie remake dari Georgo Romero. Film tersebut adalah Dawn of the Dead, salah satu film yang masih diakui sampai saat ini sebagai salah satu film Zombie terbaik sepanjang masa. Walau Snyder sudah vakum lama dari genre ini, Zombie bukannya kian pudar malah tambah cemerlang pamornya. Siapa yang lupa serial The Walking Dead yang selama mayoritas dekade lalu menjadi salah satu pop culture zeitgeist terbesar bersamaan dengan Game of Thrones dan MCU?
Ketika melihat trailer Army of the Dead, saya langsung tertarik akannya. Sebuah grup tentara yang dikirim untuk mengambil uang di Las Vegas, sebuah genre Heist yang bercampur genre Zombie. Wah bisa seru tentunya campuran seperti ini bukan? Terutama dengan aktor utama Dave Bautista dan budget Snyder yang tentunya tidak dibatasi seperti jaman dulu lagi, apa yang bisa ia hasilkan?
Ketika sebuah Zombie Outbreak terjadi di Las Vegas beberapa tahun yang lampau, pemerintah Amerika mengambil tindakan tegas dengan menutup rapat tempat tersebut – sambil memikirkan apa yang bisa mereka lakukan. Setelah beberapa tahun berlalu mereka memutuskan bahwa cara terbaik untuk mengatasi masalah Zombie itu adalah dengan menuklir musnah mereka semua. Nah, seorang pebisnis Jepang yang memiliki banyak uang di Las Vegas (after all, it’s a gambling heaven) meminta sekelompok tim Tentara Bayaran untuk masuk dan mengambil hartanya yang tertinggal di sana.
Para Tentara Bayaran di bawah pimpinan Scott Ward memutuskan untuk menjalani tugas ini. Mereka masuk ke dalam kota Las Vegas mengharapkan sebuah misi yang sederhana: mereka masuk, mendapatkan uang, lantas pergi keluar. Seharusnya sebuah misi yang mudah. Tetapi misi tersebut menjadi kompleks ketika anak dari Scott Ward memutuskan untuk ikut di dalam Las Vegas guna menyelamatkan temannya. Yang lebih parah lagi adalah bagaimana para Zombie di dalam kota ini bukan makhluk-makhluk tolol seperti dulu, mereka sudah menjadi Monster yang lebih terkendali. Bisakah Scott dan timnya menyelesaikan misi ini hidup-hidup.
Di luar sosok Dave Bautista, saya cukup terkejut bahwa saya tidak kenal siapa-siapapun aktor yang terlibat di dalam film ini. Sepertinya sudah merupakan kebiasaan bagi Zack Snyder untuk mengcasting sosok aktor-artis yang kurang terkenal di dalam filmnya. Yang menjadi masalah adalah para aktor ini sepertinya juga tidak terbiasa berakting baik. Di dalam film ini penampilan semua aktor-aktor di dalamnya terasa kaku dan karakteristik mereka terasa one-note. Saya menonton film ini beberapa hari yang lalu dan terlepas dari sosok Dave Bautista (yang jujur saja penampilannya juga biasa-biasa saja), tidak ada karakter lain di dalam film ini yang membekas di ingatanku.
Skrip dari film ini sendiri terasa panjang, bloated, serta membosankan. Ini adalah sebuah kisah klasik bagaimana Trailer bisa menipu penonton. Segala gaya keren dan stylish di dalam Trailer menjadi tidak berguna karena alasan Adegan itu terjadi terasa hambar dan dangkal. Plot cerita juga memaksa banyak karakter di dalam game ini menjadi menyebalkan, seperti salah seorang kru Scott yang dengan darah dingin menghabisi anak buahnya, atau anak dari Scott yang ikut ‘hanya’ untuk mengacaukan misi. Annoying people in Zombie situation membuatku sulit simpatik kepada mereka, dan walhasil, aku pun jadi tidak peduli apakah mereka mau hidup atau mati. What a waste of storylines.
Bahkan untuk departemen visual dan aksi: dua hal yang biasa menjadi forte dari Zack Snyder pun tak terlihat di sini. Adegan aksi di sini tampak biasa saja, dengan sedikit cipratan khas Snyder untuk adegan-adegan slow motion yang menjadi kekhasannya. Beberapa aksi hand-to-hand combat yang ada di film ini juga tak tereksekusi dengan baik, membuat saya kadang kebingungan ketika sebuah pertarungan terjadi. Tak kalah mengecewakannya adalah klimaks film ini yang… sangat laughable. Out of all the possible scenarios you can do for a grand climax battle… itu yang diciptakan oleh Zack Snyder? Dalam sebuah film yang sudah penuh dengan kekecewaan, hal ini mungkin paling mengecewakan.
Overall, kecuali kamu fans berat dari Zack Snyder dan anti untuk melewatkan film-filmnya, tidak ada apapun dalam Army of the Dead yang membuatnya layak untuk ditonton. Film dengan adegan aksi yang generik, karakter-karakter yang datar, serta durasi yang kepanjangan. This is just another Peninsula. Lewatkan saja.
Score: 4.0
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.