The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel III
Salah satu serial JRPG paling enjoyable yang kumainkan selama beberapa tahun terakhir ini jelas adalah seri The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel. Saya sudah memainkan Trails of Cold Steel pertama dan kedua di PS Vita-ku 2 tahun lalu (yes, I know I’m very late), dan saya menutup kisah Trails of Cold Steel dengan puas. Dwilogi Trails of Cold Steel ini menutup ceritanya dengan cukup baik, membiarkan saya menanti dua seri selanjutnya ditranslasikan dulu.
Ya, Trails of Cold Steel masih punya dua game lagi untuk menutup semua ceritanya secara keseluruhan. Oleh karena PS Vita sudah mati, maka saya terpaksa mencari platform lain untuk memainkannya. Pilihan jatuh kepada Nintendo Switch milik saya. Maklum, saya lebih nyaman memainkan game RPG yang makan waktu berjam-jam di ranjang ketimbang menghadapi TV lama-lama. So without further ado, how is Trails of Cold Steel III?
The Return to Erebonia
Jalan cerita dari Trails of Cold Steel III mengambil jarak sekitar dua tahun dari even penutup Trails of Cold Steel II. Gamer masih mengendalikan sang karakter utama: Rean Schwarzer, tetapi sekarang posisi Rean bukan lagi sebagai seorang murid sebagaimana dua game pertamanya. Ia kini sudah menjadi pahlawan perang bagi Erebonia, yang sukses membawa negaranya menguasai daratan Crossbell dan North Ambria. Nama Rean bahkan berkumandang di seantero Kerajaan sebagai sang Ashen Chevalier yang legendaris.
Di tengah ini semua, Rean memutuskan untuk mengambil pekerjaan sebagai Instruktur bagi sekolah Thors. Akan tetapi Thors ini bukanlah Thors tempat Rean dan teman-teman Class VII lainnya bersekolah dulu. Ini adalah Thors Kampus Cabang, sebuah tempat bagi para Outcast, bagi para murid yang dianggap ‘tidak cukup baik’ untuk masuk ke Thors Kampus Utama. Di sini Rean ditugaskan menjadi Instruktur bagi Class VII yang baru. Tiga murid Rean yang harus ia ajari adalah: Juna Crawford – seorang gadis dari Crossbell, Kurt Vander – seorang dari keluarga ningrat Vander, dan Altina – gadis yang memiliki banyak posisi dalam hidup Rean, berawal sebagai musuh, menjadi rekanan, dan sekarang menjadi murid.
Bisakah Rean menjadi seorang Instruktur yang baik? Dan di tengah ketegangan politik antara Erebonia dengan negara-negara sekitar, apakah perang lain akan kembali pecah melanda negara ini?
Fight and Bond
Gameplay dari Trails of Cold Steel III bisa dibilang dibagi menjadi dua bagian utama: eksplorasi (cerita) dan battle. Untuk eksplorasi / cerita-nya tidak perlu diragukan lagi. Kualitas pengisi suara sampai translasi cerita untuk Trails of Cold Steel III sangat baik. Banyak orang sempat khawatir karena XSEED tidak lagi menangani translasi dari Trails of Cold Steel III tapi ternyata NISA (translator baru game ini) melakukan tugas mereka dengan sangat baik. Dari gaya berbicara tiap karakternya sampai pengisi suara are all amazing dan mempertahankan kontinuitas dari dua game sebelumnya. You will not be disappointed.
Tentu saja mengingat ini adalah sebuah game Trails, seri yang terkenal dengan bejibun dialog dan subquest, tidak mengherankan kalau kalian akan makan waktu yang sangat panjang mengeksplorasi seluruh Erebonia. Saya menamatkan game ini dalam kurun waktu 80 Jam, dan itu saja saya banyak melewatkan subquest-subquest yang ada di game ini!
Eksplorasi hanya satu bagian saja dari game ini, Battle yang ada di entri ketiganya ini semakin baik lagi dibandingkan dengan dua game pertamanya. Secara dasar kamu masih memiliki sistem Turn-Based Battle yang sama, tetapi kamu diberi fleksibilitas yang lebih besar lagi di dalam game ini. Sebagai contoh kali ini kamu diijinkan mengequip dua Master Quartz dan bukan sekedar satu seperti di game sebelumnya. Sistem pertarungan menggunakan Divine Knight (or let’s just call it what it is: Mecha) juga lebih seru dan variatif karena ada lebih banyak jenis Mecha yang bisa kamu pakai di dalam game ini – bukan hanya Valimar saja.
Technological Improvement ARCUS 2.0
Tidak hanya Rean dan kawan-kawan yang mendapatkan teknologi baru bernama ARCUS 2.0 di dalam game ini. Para gamer juga mendapatkan tontonan yang memanjakan mata! Tentu saja karena ini adalah entri Trails of Cold Steel pertama yang benar-benar digarap khusus untuk konsol, ada lompatan teknologi grafis dalamnya. Tentu saja jangan berharap akan kualitas grafis super realistis macam The Witcher 3 atau dunia kaya warna macam Persona 5, but there is clearly a significant upgrade dibandingkan dengan Trails of Cold Steel pertama dan kedua.
Tidak hanya dunia yang bisa dijelajahi oleh Rean makin besar, pelbagai isu seperti slowdown di bagian-bagian tertentu yang dialami prekuelnya tidak terjadi di game ini. Ini memberi pengalaman yang lebih mulus dan menyenangkan saat memainkan gamenya.
Oh ya, bagi kalian yang pernah memainkan game-game Trails sebelum Trails of Cold Steel pun akan bersorak girang sebab bakalan muncul banyak cameo dari karakter-karakter Trails yang sebelumnya, baik Trails in the Sky maupun dwilogi Zero dan Ao no Kiseki. Saya tidak mau spoiler mengenai siapa-siapa saja karakter yang akan muncul di sini, but believe me that this is a game that knows how to reward those who knows its history.
Pada akhirnya Trails of Cold Steel III membuktikan kenapa seri Trails adalah salah satu seri yang paling dicintai oleh para gamer JRPG. Sulit sekali berhenti memainkan game yang sudah seperti novel berjilid-jilid yang seru dibaca. Setelah saya selesai memainkan game yang berakhir dengan cliffhanger ini, saya langsung buru-buru memainkan sekuelnya: Trails of Cold Steel IV yang menjadi pamungkas seri ini. Yes, it’s that good.
Score: 9.0
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.