Skip to content

The Suicide Squad

Di bulan Juli 2018 James Gunn yang adalah salah satu sutradara berbakat andalan Marvel mendapatkan kontroversi yang mengubah karirnya. Tweet-tweetnya dari masa lalu yang kontroversial mendadak saja digali kembali. Kontan Disney kebakaran jenggot dan dalam sebuah knee-jerk reaction memutuskan untuk memecat James Gunn dari proyek Guardians of the Galaxy Part 3.

Tak lama setelah Gunn dipecat oleh Disney, Warner Bros dengan gegas mengambil kesempatan ini untuk merekrut Gunn menggarap sekuel untuk film Suicide Squad. Film Suicide Squad tahun 2016 garapan David Ayer itu memang banyak dicaci maki kritikus, tetapi pendapatannya di box office sangat tinggi (mendekati 750 Juta USD). Bukan hal yang mengherankan bahwa Warner Bros menganggap bahwa James Gunn bisa membawa sekuel film ini ke level lebih lanjut lagi.

Seakan belajar dari pengalaman mereka yang dulunya melimitasi kebebasan berkreasi dari Zack Snyder dan David Ayer, Warner Bros memberikan kebebasan penuh bagi James Gunn untuk sekuel kali ini. So is this a sequel / reboot / reimagination atau apa lah? Jawabannya: it’s something like a sequel-reboot bagi film pertamanya. Dengan beberapa casting yang sama dan beberapa casting yang berbeda, bisakah film ini tampil menggigit?

The Suicide Squad menempatkan tim kriminal bentukan Amanda Waller ke sebuah negara Amerika Latin bernama Corto Maltese. Negara tersebut pemerintahannya baru saja digulingkan oleh sebuah rezim yang benci dengan Amerika Serikat. Waller mengirimkan para Suicide Squad guna menghentikan para Diktator itu untuk menggunakan sebuah senjata rahasia mereka: Project Starfish, menyerang Amerika Serikat.

Ada tiga muka lama yang kembali dari film sebelumnya di sini: Jai Courtney sebagai Captain Boomerang, Margot Robbie sebagai Harley Quinn, dan Joel Kinnaman sebagai Rick Flag. Sisanya diisi dengan karakter-karakter baru dan yang paling utama di antara mereka adalah Idris Elba sebagai Bloodsport (anggap saja ia menggantikan posisi Will Smith sebagai Deadshot di film pertamanya) dan John Cena sebagai sang Peacemaker. Sebagaimana kekhasan dari film-film James Gunn lainnya, film ini juga berisi beberapa cameo artis yang pernah bekerja bersamanya. Michael Rooker dan Pom Klementieff yang masing-masing adalah anggota dari Guardians of the Galaxy, misalnya.

Humor di dalam film ini bagi saya adalah hit dan miss – tetapi lebih banyak hit-nya. Ada beberapa sekuen komedi yang benar-benar lucu di film ini, dan saya harus salut dengan John Cena serta Idris Elba yang sukses tampil di luar stereotipe mereka. Kedua aktor yang terlibat dalam franchise Fast and Furious ini membuktikan kalau mereka bisa sekali tampil dalam porsi komedik yang tak sekedar slapstick tetapi juga sarkastik. Walaupun ada beberapa humor yang bagi saya garing, I think most of the humors in this movie works, and it gives the movie more heart ketimbang prekuelnya.

Saya juga secara mengejutkan suka dengan penampilan Margot Robbie sebagai Harley Quinn di dalam film ini. Saya biasa saja dengan Robbie di dalam film Suicide Squad pertamanya, but I outright hate her dalam Birds of Prey karena tingkah lakunya yang obnoxious, egois, dan sangat berbau feminis. Peranan Robbie sebagai Quinn di sini terasa lebih balanced, membuatnya tetap sinting tetapi juga simpatik. I guess the third time’s a charm, huh?

Film Superhero tentunya selalu mengedepankan aksi-aksi spektakuler dan The Suicide Squad bukan pengecualian. Setelah adegan-adegan aksi yang terasa lebih grounded di awal-awal film (well, as grounded as you can with an animated shark in it) Gunn tampil lepas di klimaks film ini, menggali dalam ke perpustakaan Villain DC untuk sebuah musuh yang akan membuat para pembaca komik DC kegirangan. Saya agak menyayangkan bahwa trailer film ini sudah keburu memberi spoiler mengenai siapa musuh film ini, because it would’ve been a great twist.

Sejujurnya saya sebenarnya tidak benci dengan Suicide Squad (yang pertama) seperti mayoritas orang – unlike with Batman v Superman: Dawn of Justice which I absolutely HATE. Tetapi saya harus mengakui Suicide Squad bukan sebuah film superhero yang spektakuler. It’s justokay. The Suicide Squad sedikit lebih baik dari film itu tetapi juga belum bisa masuk dalam kategori spektakuler bagiku. It’s a solid superhero movie, dan sebuah kisah redemption yang manis bagi James Gunn, apalagi karena setelah menggarap film ini dia sudah dipercaya oleh Marvel kembali sebagai sutradara Guardians of the Galaxy Vol 3. Happy ending untuk semua pihak!

Score: 7.0

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

%d bloggers like this: