Jungle Cruise
Semakin lama The Rock alias Dwayne Johnson makin menahbiskan dirinya sebagai salah satu bintang yang namanya dijamin bisa mendatangkan cuan bagi film yang ia bintangi. Dia juga bisa berperan di berbagai genre Action dan Adventure sehingga appeal dari Dwayne Johnson terbilang kuat di kaum adam maupun hawa. Ambil contoh beberapa film Dwayne Johnson di lima tahun belakangan ini: ada Hobbs & Shaw, Jumanji, Baywatch, sampai serial Ballers. Dia praktis muncul di berbagai macam genre!
Apakah mengherankan kalau Disney ingin mengajak Dwayne Johnson untuk menggarap film berdasar atraksi mereka: Jungle Cruise? I think not. Untuk makin menyempurnakan film ini Disney mengontrak salah satu bintang tenar wanita untuk menjadi tandemnya: Emily Blunt. Keduanya tentu tidak asing bekerja dengan Disney, di mana Dwayne Johnson terakhir mengisi suara di Moana sementara Emily Blunt menjadi sosok legendaris di sekuel Mary Poppins. And the result is…?
Film ini bersetting di tahun 1916 di mana benua Eropa tengah mengalami The Great War (alias Perang Dunia pertama). Dengan begitu banyaknya prajurit yang terluka karena perang, Dr Lily Houghton dan saudaranya MacGregor tergerak untuk mencari sebuah tumbuhan ajaib. Konon tumbuhan yang bernama Tears of the Moon ini bisa menyelamatkan semua penyakit, yang berarti bisa menyelamatkan nyawa banyak serdadu perang. Sayangnya, Dr Lily tidak dipercaya oleh asosiasi ilmuwan sehingga ia terpaksa berangkat sendiri mencari Tears of the Moon di Amazon.
Di Amazon Lily bertemu dengan seorang guide (Skipper) di daerah Amazon bernama Frank. Masalahnya, Frank ini adalah seorang Skipper yang kekurangan duit dan selalu berbohong. Kendati dia memiliki banyak kekurangan seperti ini, Lily terpaksa harus percaya kepadanya untuk membawanya dalam petualangannya sebab Frank juga adalah Skipper yang terhebat dan paling bisa menjelajah di sungai Amazon yang buas. Bisakah trio Lily, MacGregor, dan Frank menemukan Tears of the Moon? Sebab mereka bukan satu-satunya pihak yang mencari tumbuhan ajaib tersebut: prajurit Jerman juga mengejarnya untuk mendapatkan kekuatan pengobatan di dunia mereka guna menguasai dunia.
And so there you have it, tidakkah Jungle Cruise mudah sekali mengingatkanmu dengan film petualangan terkenal lainnya? Yes, I’m speaking of Raiders of the Lost Ark, hanya bedanya film tersebut bersetting di era Perang Dunia II dan bukannya Perang Dunia I.
Kalau harus jujur film yang disutradara Jaume Collet-Serra ini agak membuat saya khawatir di awalnya. Maklum. Sang sutradara selama ini lebih banyak dikenal menggarap film Thriller ala Non-Stop, Orphan, ataupun The Commuter. Can he actually make a family fare with bigger budget? Apparently yes. Film ini tampil mengalir dari satu adegan ke adegan lain. Beberapa setpiece yang ada cukup mendebarkan dan keseluruhan petualangan ini terasa masuk akal secara cerita. Tak heran Collet-Serra langsung dipercaya The Rock membuat Black Adam setelah ini.
Tentunya appeal film ini pun didorong dari banter antara ketiga karakter utamanya: It’s hard not to love Dwayne Johnson dan Emily Blunt saling berkelakar satu sama lain. Satu lagi aktor yang mencuri perhatian adalah Jack Whitehall, si MacGregor yang gay. Thankfully, dia tampil sebagai sidekick yang lucu dan bukannya menyebalkan dalam cerita… dan untunglah tak ada jeritan marah-marah dari orang bahwa Jack Whitehall (yang bukan aktor gay) memerankan sosok MacGregor (yang adalah seorang gay) dalam cerita.
Secara overall, kalau kalian suka dengan film-film petualangan The Rock seperti dwilogi Jumanji atau Journey to the Mysterious Island, you know what you’ll get with Jungle Cruise. Sebuah tontonan bagi keluarga yang seru dan menghibur selama dua jam. Tak lebih dan tak kurang.
Score: 7.0
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.