Batman: The Long Halloween Part Two
Batman: The Long Halloween Part 2 dibuka langsung setelah ACS dari bagian pertamanya.
Di akhir bagian pertama, Bruce Wayne (untung dalam wujud samarannya) dikendalikan oleh salah satu bawahan dari Falcone: Poison Ivy, yang bisa menghipnotis segala kaum adam di bawah kendalinya. Selama beberapa bulan lamanya, selama Bruce Wayne tunduk di bawah Poison Ivy, Batman pun tidak bisa menghentikan kejahatan.
Pembunuhan demi pembunuhan di hari liburan terus berlanjut sampai Catwoman menolong Bruce untuk lepas dari kontrol sang raja Kriminal. Setelah sekarang kembali bisa berpikir untuk dirinya sendiri, Bruce pun kembali bekerja sama dengan Gordon untuk menginvestigasi siapa sebenarnya sang Holiday Killer yang misterius ini.
Segala bukti menuding kepada sosok Harvey Dent… tetapi benarkah ia pembunuhnya? Ataukah ini semua hanya rencana licik seorang Holiday Killer menjatuhkan kesalahan kepada Harvey Dent?
Sedikit pengakuan, walaupun Batman: The Long Halloween adalah karya kolaborasi Jeph Loeb dan Tim Sale yang terbaik, saya sebenarnya lebih suka dengan sekuelnya ketimbang dengan kolaborasi pertama mereka ini. Batman: The Dark Victory (yang memperkenalkan karakter Robin) bagi saya justru merupakan kisah yang lebih bagus lagi ketimbang The Long Halloween, dengan plot twist akhir yang lebih tidak tertebak ketimbangnya. But anyway, I digress.
Kisah The Long Halloween Part 2 ini melanjutkan apa yang sudah dibangun di bagian pertama dengan solid. Sekali lagi semua cast karakter kembali di dalam film ini mulai dari Jensen Ackles sebagai Batman, Josh Duhamel sebagai Harvey Dent, Titus Welliver sebagai Carmine Falcone, dan juga Naya Rivera dalam peran terakhirnya sebagai Selina Kyle. Semuanya sekali lagi membawa performa top game mereka di dalam film ini. Apabila sebelumnya saya sempat khawatir bahwa Duhamel tak bisa membawa kegilaan perlahan Harvey Dent, kekhawatiran itu musnah di bagian kedua melihat Duhamel membawakannya secara meyakinkan.
Dikarenakan graphic novel ini dibagi menjadi dua bagian, ia pun tidak terasa terlalu terburu-buru. Seakan-akan apabila kita memainkan permainan catur, kita sudah tahu benar siapa saja bidak catur yang ada di papan permainan yang adalah kota Gotham ini. Mulai dari Carmine Falcone sampai Harvey Dent, karakter-karakter yang penting dalam awal karir Batman didefinisikan dengan jelas di sini. Ini juga bisa dibilang menjadi transisi yang makin jelas bagi Batman, di mana para penjahat kriminal mafia mulai digantikan dengan penjahat-penjahat yang lebih psikopat – penjahat-penjahat macam Joker, Scarecrow, dan kawan-kawannya.
Kualitas animasi dalam film ini tetap top-notch seperti biasanya, dan saya percaya memang DC sudah benar mencurahkan budget yang lebih besar untuk dunia animasinya. Ini adalah satu-satunya dunia di mana DC biasanya memiliki keunggulan yang jelas dibandingkan Marvel – tetapi sayangnya jarak itu sudah dipangkas secara signifikan dengan kegemilangan serial What If… dari Marvel. Kalau Marvel sudah masuk ke dalam arena pertarungan, it’s time for DC to step up their game – or risk getting left behind! Batman: The Long Haloween dwilogi adalah bukti bahwa DC sudah siap step up.
Jadi pada akhirnya, kalian para fans dari sang manusia kelelawar memang pantang untuk melewatkan dwilogi film ini. Saya percaya bahwa The Long Halloween dwilogi berdiri sejajar dengan Mask of the Phantasm dan Under the Red Hood sebagai film animasi Batman terbaik sepanjang masa. Give it a try!
Score: 8.0
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.