The Silence of the Lambs
Ketika Thomas Harris menulis novel Red Dragon di tahun 1981 lantas The Silence of the Lambs di tahun 1988, ia mungkin tidak pernah menyangka bahwa ia akan menciptakan salah seorang karakter Serial Killer yang paling terkenal sepanjang sejarah: Hannibal Lecter. Kisah dari Hannibal Lecter pertama kali difilmkan di Manhunter pada tahun 1986. Film yang disutradarai Michael Mann itu menampilkan Brian Cox sebagai Hannibal. Film tersebut tidak terlalu terkenal dan bisa dibilang gagal di Box Office.
Lima tahun berlalu sebelum Jonathan Demme menyutradarai novel kedua Hannibal milik Thomas Harris. Kali ini Anthony Hopkins menjadi aktor yang memerankan sosok Hannibal sementara Clarice Starling yang menjadi anggota FBI junior diperankan oleh Jodie Foster. Hasilnya luar biasa. The Silence of the Lambs menjadi satu dari hanya tiga film yang menyapu lima piala Oscar The Big 5. Tidak hanya itu, sosok Hannibal menjadi sangat terkenal sampai ada tiga lagi film dan satu serial TV dalam franchise ini dibuat. Semua dikarenakan oleh performa dari The Silence of the Lambs. So what is so special about this movie?
Kendati Hannibal Lecter adalah karakter paling terkenal dari film ini, sosok utamanya bukan dia melainkan sang polisi rookie muda: Clarice Starling. Clarice adalah seorang underdog dalam kisah ini: dia diminta untuk mewawancarai Hannibal si pembunuh – untuk menjebak si pembunuh. Harapan dari petinggi FBI adalah Hannibal (yang adalah seorang kanibal keji) bisa memberi FBI sebuah hint dan insight mengenai pikiran seorang pembunuh lainnya yang tengah berkeliaran saat ini: seorang pembunuh yang menyebut namanya Buffalo Bill.
Waktu terus berdetak sebab Buffalo Bill sudah menculik seorang anak gadis dari senator. Di sisi lain Clarice dan Hannibal memainkan sebuah permainan yang berbahaya. Clarice berusaha membujuk Hannibal memberi info mengenai siapa Buffalo Bill sebenarnya, sementara Hannibal penasaran siapa si agen polisi muda di hadapannya dan apa masa lalu misterius yang disembunyikan oleh Clarice.
Baik Anthony Hopkins dan Jodie Foster memainkan peranan mereka secara luar biasa di dalam film ini, sehingga saya tidak heran bahwa keduanya memenangkan Piala Academy Awards untuk performa mereka di sini. They are absolutely amazing. Saya juga terkejut melihat betapa cantiknya Jodie Foster di era keemasannya dulu. Maklum, ketika saya dewasa saya sudah melihat Jodie Foster dalam wujud ‘tua’nya ketimbang masa keemasannya. Di sisi lain, Anthony Hopkins memang aktor watak yang luar biasa. Melihat perannya sebagai Hannibal di sini, saya kadang jadi ingat betapa beruntungnya Marvel bisa merekrut dia sebagai sosok Odin dalam trilogi film Thor. He gave those popcorn movie real weight.
Walaupun film ini dirilis di tahun 1991 ia sama sekali tidak terasa outdated bahkan untuk ditonton di jaman sekarang. Beberapa trik pengambilan gambar sampai cara penuturan narasi dalam film ini mungkin sudah tak seberapa mengejutkan lagi ketika ditonton di jaman sekarang, but believe me that 30 years ago, banyak sekali even yang dilakukan di film ini yang bakalan membuat penonton mindblown. Salut kepada tangan dingin Demme dalam penyutradaraan, ia sangat jago menjaga intensitas film dengan durasi di bawah 2 jam ini terus terjaga sepanjang film.
Ini bukan berarti The Silence of the Lambs adalah film yang sempurna. Terlepas dari penampilan hebat Hopkins dan Foster (jangan lupa Ted Levine yang juga mencuri perhatian sebagai Buffalo Bill), film ini terkadang kewalahan mengatur narasinya yang melompat berfokus antara Hannibal dan Clarice serta investigasi Clarice akan Buffalo Bill. Ini terutama terlihat di pertengahan film ketika momentum film ini mendadak saja berhenti saat sebuah sub-plot mendadak berlangsung selama hampir 10 menit lamanya. You’ll know which one. It’s a brilliant sub-plot – tapi tetap sebuah sub-plot yang mengerem momentum cerita utamanya.
Toh terlepas dari satu dua kelemahan dari film ini, The Silence of the Lambs layak sekali ditahbiskan sebagai salah satu film serial killer terbaik yang pernah dibuat. Sangat direkomendasikan buat penggemar film bermutu.
Score: 8.0
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.