Skip to content

Trese – The Complete Season One

Bagaimana strategi Netflix untuk melawan gempuran Disney+ yang menjadi layanan streaming baru? Mudah. Netflix menggunakan modalnya untuk menggarap konten-konten lokal non-Amerika. Hasil dari upaya Netflix ini terlihat saat serial Live Action Money Heist dan Dark mendapatkan kesuksesan yang besar tak hanya di negara asal tapi di seantero dunia. Nah, setelah Eropa dan Asia Timur yang digerojogi dana oleh Netflix kali ini mereka mulai merambah pasar Asia Tenggara… dan itu melalui serial animasi Filipina: Trese.

Trese diangkat dari komik karangan Budjette Tan dan Kajo Baldisimo. Premisenya cukup unik: Trese adalah karakter semacam John Constantine, ia adalah jembatan dari dua dunia: dunia manusia dan dunia arwah. Rupa-rupanya di Filipina ada dunia tak kasat mata yang kerap bisa dikunjungi oleh Trese (dan rekan-rekannya). Adaptasi season pertama ini berjumlah enam episode dengan masing-masing episode berdurasi sekitar 30 menit.

Bagi kalian yang gemar hal-hal mistik sepertinya akan suka dengan serial Trese ini. Pasalnya Indonesia dan Filipina memang punya kepercayaan yang sama. Masing-masing negara memiliki ‘Hantu’ dan ‘Legenda Kuno’ mereka. Bahkan hingga hari ini ada beberapa hal yang pantang dilakukan oleh orang Filipina karena dianggap pamali. Sungguh, budaya mereka sangat unik dikarenakan adanya campuran antara kepercayaan adat lama mereka yang berbaur dengan pengaruh Kristen – Katolik yang datang dari penjajahan Spanyol dan pendudukan Amerika. Dan keunikan itu tertuang ke serial ini.

Kentara sekali bahwa serial ini adalah sebuah love letter dari para tenaga kreatif Filipina di Amerika. Lihat saja yang duduk di kursi sutradara dan produser film ini adalah Jay Oliva: salah satu sutradara yang sudah menggarap banyak film animasi Marvel dan DC. Tak hanya itu, karakter Trese sendiri suaranya diisi oleh Shay Mitchell, lagi-lagi artis Amerika yang memiliki darah Filipina di tubuhnya. Toh saya pribadi lebih memilih untuk menonton serial ini dalam bahasa Tagalog aslinya. Call it my personal preference, saya lebih nikmat menonton sebuah serial dengan bahasa orisinil ketimbang didubbing dalam bahasa Inggris. After all, walaupun orang Filipina rata-rata bisa berbicara bahasa Inggris mereka lebih kerap berdialog dengan sesama dalam bahasa campuran Tagalog-Inggris alias Tag-lish.

Secara teknis saya menganggap kualitas animasi serial ini sudah luar biasa. Semuanya berjalan dengan mulus dan baik. Ya, tentu jangan mengharapkan kualitas animasi secantik Demon Slayer Yaiba: Demon Train tentunya, tetapi untuk serial animasi ia tak kalah bagus dari katakanlah DOTA: Dragon’s Blood atau Castlevania yang saya tonton di Netflix. Big kudos kepada Studio Base Entertainment yang menggarap animasi di sini. Turut bangga animator Indonesia berperan menghidupkan Trese.

Trese adalah bukti bahwa sebuah ide yang orisinil dan menarik bisa diangkat dan dilirik ke dunia. Walaupun Trese tak berhasil menjadi salah satu serial breakout hit bagi Netflix, kualitasnya layak untuk diapresiasi. Semoga ada pembuatan season keduanya.

Score: 7.0

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

Discover more from Review Apa Saja

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading