Skip to content

Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales

Jack Sparrow kembali lagi. Tetapi apakah ia masih relevan di era yang baru ini?

Ketika Pirates of the Caribbean pertama dirilis pada tahun 2003 dulu, ia membawa nama Johnny Depp yang sebelumnya adalah aktor terkenal – tapi tak dianggap aktor kelas A – menjadi seorang aktor paling terkenal di jagat bumi ini. Semenjak itu hampir selama satu dekade lamanya Depp menjadi aktor yang film-filmnya pasti laris.

Di samping sekuel-sekuel dari film Pirates of the Caribbean, Johnny Depp juga tampil laris manis dalam film-film Charlie and the Chocolate Factory dan Alice in Wonderland. Tidak lupa ia juga mendapatkan pujian kritikus dalam film musical Sweeney Todd. Semua itu seakan berakhir di tahun 2012 setelah kolaborasinya dengan Tim Burton dalam film Dark Shadows gagal di pasaran.

Setelah itu karir Depp terus terpuruk dan terhempas. Film-filmnya terus mengalami kegagalan di box office sementara kehidupan pribadinya (pernikahannya dengan Amber Heard) pun berantakan. Depp kembali mencoba bangkit melalui Dead Men Tell No Tales, film kelima dalam franchise Pirates of the Caribbean. Akan tetapi setelah film keempatnya tak ditanggapi terlalu baik oleh penonton, apakah jeda enam tahun ini membuat penonton masih ingin melihat sepak terjang Jack Sparrow?

Film kelima ini berusaha mengulangi chemistry film pertama Pirates of the Caribbean dengan membawa Johnny Depp dan Geoffrey Rush kembali. Sebagai duet muda lainnya hadirlah anak dari Will Turner: Henry Turner dan seorang astronomi Carina Smyth. Jelas sekali posisi Henry dan Carina di sini difungsikan untuk menggantikan Will – Elizabeth di trilogi awal Pirates of the Caribbean. Untung saja usaha itu kali ini lebih berhasil karena chemistry yang lebih bagus antara Brenton Thwaites dan Kaya Scodelario ketimbang Sam Claflin dengan Astrid Berges-Frisbey pada film On Stranger Tides.

23

Musuh yang mengincar Jack Sparrow dalam film ini adalah seorang bajak laut terkutuk bernama Salazar, sekali lagi meniru konsep dari film pertama di mana Black Pearl juga merupakan kapal yang terkutuk. Sebagai musuh sebenarnya Salazar yang diperankan oleh Javier Bardem cukup mengesankan tapi sayangnya ia tak diberi banyak kesempatan tampil. Sedikit trivia, menarik melihat Penelope Cruz yang adalah istri Javier Bardem absen dalam film ini karena dalam On Stranger Tides ia berpasangan sebagai kekasih (yang benci) Jack Sparrow.

Walaupun sudah terbilang lama tidak ada film yang mengedepankan petualangan swasbuckling maritim ala Pirates of the Caribbean, saya tak mengingat ada setpiece aksi yang benar-benar memorable di film ini. Ini bukan kesalahan duet sutradara Joachim Ronning dan Espen Sandberg, mungkin memang sudah waktunya franchise ini berlayar ke arah matahari terbenam dan menyelesaikan petualangannya. Setpiece yang ada sudah digarap secara kompeten, tetapi ya begitu-begitu saja. Ada kesan ‘been there, done that‘ yang saya rasakan ketika menontonnya.

Kalau kalian menginginkan sebuah penutup dari saga Pirates of the Caribbean, terutama mereka yang mencari closure dari kisah cinta Will – Elizabeth yang terputus di tahun 2007 lalu, ending dari film ini rasanya akan memuaskan kalian. Tak perlu menunggu sampai post-credit scene yang memberi hint untuk sekuel lain lagi. Toh melihat pendapatannya yang sudah terus menurun saya ragu Disney masih akan memberi lampu hijau untuk seri keenam bagi franchise ini.

Score: C+

Categories

Movies

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

%d bloggers like this: