Skip to content

Police Academy

Dekade 1980an adalah sebuah dekade yang memiliki banyak film-film klasik yang pengaruhnya masih terasa sampai sekarang. Kalau kalian sungguh pecinta film, tentunya tahu dengan The Terminator, Teenage Mutant Ninja Turtle, Blade Runner, Batman dan banyak lagi film-film yang membantu mendefinisikan Pop Culture hingga hari ini. Tidak heran serial seperti Stranger Things, It, dan seabreg film lain berusaha menangkap estetika jaman tersebut.

Akan tetapi banyak juga film-film yang dari era tersebut mulai terlupakan. Beverly Hills Cop yang dibintangi Eddie Murphy misalnya mungkin tak lagi banyak diingat orang sekarang. Dan satu lagi franchise yang mulai terlupakan di benak banyak orang adalah Police Academy. Franchise ini dimulai pada tahun 1984 dengan film pertamanya dan menjadi film keenam terlaris di tahun tersebut dengan pendapatan mencapai 81.2 Juta USD – walau kelihatan tidak banyak untuk standar sekarang, apabila disesuaikan dengan inflasi harga tiket, ekuivalen di jaman sekarang menempatkan pendapatan Police Academy pada angka 225 Juta USD lebih! Film ini bahkan lebih laris ketimbang The Terminator dan Footloose di tangga Box Office!

Jadi sebenarnya film apa sih Police Academy ini? Film ini diproduksi oleh Paul Maslansky dan disutradarai oleh Hugh Wilson. Genre-nya adalah komedi yang bercampur dengan parodi. Konon di tahun 1984, walikota mengumumkan bahwa semua orang, tak peduli latar belakang Ras, Pendidikan, dan bentuk badan boleh masuk mendaftar menjadi polisi. Tentu saja ini membuat ribuan orang memutuskan untuk mencoba menjajal menjadi Polisi, termasuk banyak pecundang yang tak sepantasnya berada di dalam kesatuan polisi ini.

Dari kerumunan ini seorang troublemaker bernama Mahoney tidak pernah ingin menjadi Polisi, tetapi karena pusing dengan tingkah laku Mahoney yang tak bisa dikontrol, ia dimasukkan ke Akademi kepolisian oleh kenalannya. Di sini Mahoney kemudian berkenalan dengan banyak underdog serta pecundang lain sepertinya: Hightower, Jones, Tackleberry, dan banyak lagi. Mereka semua berjuang dengan cara mereka sendiri untuk menjadi Polisi. Yang menjadi masalah adalah para Instruktur mereka sendiri merasa bahwa mereka adalah pecundang dan harus dikeluarkan untuk menjaga ‘kemurnian’ dalam tubuh kepolisian itu sendiri.

Menonton Police Academy artinya kalian tidak perlu banyak berpikir dan santai. Enjoy saja menontonnya. Beberapa komedi di dalam film ini akan terasa out of time alias ketinggalan jaman. Ambil contoh adegan awal di mana seorang Satpam Tackleberry yang kegilaan menembak dan selalu menyelesaikan masalahnya dengan menembak dulu tanya belakangan. Dengan kondisi iklim politik jaman 2021 di mana tuntutan Black Lives Matter menggema di mana-mana, sosok Tackleberry dijamin akan menuai banyak kontroversi. Tapi apakah saya peduli melihatnya? Tidak. Soalnya saya tahu ini adalah komedi. Dan komedi yang baik tak mempedulikan iklim politik.

Di sisi lain ada beberapa momen heartfelt di film ini yang masih terasa relevan hingga sekarang. Ketika Hightower dan Hooks, dua orang calon polisi kulit hitam di dalam film ini dikata-katai oleh polisi kulit putih lainnya, saya merasa cukup terkejut bahwa banyak sosok di kepolisian lain yang menyuruh Hightower dan Hooks ‘menerima’ perlakuan itu sebab polisi kulit putih itu hanya bercanda. Bayangkan kalau itu terjadi di jaman sekarang, tentunya polisi kulit putih itu langsung akan disuspensi dari kesatuannya dan mungkin bahkan dicopot secara tidak hormat. Toh, kemampuan Police Academy menyeimbangkan bagaimana momen humor dan hati di dalam film ini yang membuatnya tetap terasa sebagai sebuah komedi yang berkesan, bahkan hingga kutonton sekarang nyaris 40 tahun kemudian.

Sosok Mahoney yang diperankan oleh Steve Guttenberg banyak mengingatkan saya kepada karakter Jake Peralta yang diperankan oleh Andy Samberg dalam sitkom Brooklyn Nine-Nine (tentunya disesuaikan dengan jamannya). Dia seorang protagonis yang pada awalnya menyebalkan dan tampak egois tetapi mulai menunjukkan kematangannya seiring kisah berjalan. Film ini juga menjadi awal pengenalan dari banyak karakter-karakter yang ikonik dalam franchise ini termasuk di dalamnya Hightower, Hooks, Jones, Tackleberry dan banyak lagi. Yang mengejutkan bagiku di sini adalah artis Kim Catrall, belakangan terkenal melalui serial Sex and the City, ternyata pernah juga bermain di franchise ini – walau hanya pada film pertamanya saja!

Untuk sebuah film komedi dengan rating R, saya senang bahwa Police Academy adalah sebuah tontonan yang tak perlu memerah otak. Cukup tonton, tertawa bersama karakter-karakternya, dan move on. Menyebutnya sebagai sebuah Comedy Classic mungkin tidak karena ada beberapa slapstick humor-nya yang garing, tetapi overall, I enjoy it as what it is: a comedy movie from 1984.

Score: 7.0

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

Discover more from Review Apa Saja

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading