Coco
Di era 1990an dan 2000an nama Pixar sinonim dengan kualitas. Hampir setiap film animasi yang digarap oleh studio ini menjadi buah bibir penggemar film, sebut saja deretan film animasi berkualitas Toy Story hingga The Incredibles. Akan tetapi memasuki dekade ini nama Pixar mulai kehilangan tajinya. Kendati film-film mereka memang masih sukses di box office, semakin banyak film mereka yang gagal meninggalkan kesan di hati penonton. Coba dipikir-pikir lagi selain Inside Out, apa sih karya Pixar yang benar-benar fenomenal dan orisinil di dekade ini? Tidak ada bukan? Oleh sebab itu kendati Coco dipuji-puji kritikus, saya menontonnya dengan setengah khawatir, garapan Pixar seperti apa film ini?
Bintang utama dari film Coco adalah Miguel, seorang bocah yang ingin menjadi penyanyi. Sayangnya kendati kultur orang Mexico mencintai musik dan tari-tarian, sebuah tragedi telah terjadi di keluarga Miguel sehingga membuat seantero keluarga mereka membenci musik. Cita-cita Miguel yang ingin menjadi seorang penyanyi terkenal seperti idolanya De La Cruz pun menemui hambatan. Sebuah insiden akhirnya membuat Miguel terlempar ke dunia orang mati pada salah satu perayaan terbesar di Meksiko sana: Day of the Dead alias Dia de Muertos.
Miguel sangat terkejut ketika ia menjumpai dirinya menjadi satu-satunya orang hidup di tengah orang mati tetapi ini menjadi kesempatannya untuk menjelajah di sana, bertemu dengan leluhur-leluhurnya yang sudah mati, seorang penipu bernama Hector, bahkan bertemu dengan sang idola sejatinya: De La Cruz. Bisakah Miguel kembali ke dunia orang hidup dan menjadi seorang penyanyi seperti yang ia impikan?
Tema dalam film Coco ini sebenarnya tidak baru, berapa animasi yang pernah mengangkat tema seorang yang ingin menggapai mimpi walau keadaan dan orang sekeliling tidak mendukungnya? Studio Blue Sky pernah mengangkatnya lewat Robots, Studio Dreamworks melalui Antz atau Turbo, dan bahkan Pixar sendiri pernah mengisahkan hal seperti ini dalam Ratatouille. Untuk tema Day of the Dead ataupun pergi ke dunia orang mati pun bukan kali pertama diangkat dalam dunia animasi; ingatkah dengan The Book of Life ataupun The Corpse Bride yang mengangkat tema serupa?
Jadi, apakah saya mengatakan kalau film Coco ini buruk karena tidak orisinil? Oh, nanti dulu. Sutradara Lee Unkrich kentara sekali menggarap film ini dengan penuh perhatian. Budaya Meksiko yang kaya warna dan musik diangkat dengan penuh perhatian di film ini. Baik detail dalam dunia orang hidup (keluarga Miguel sebagai pembuat sepatu kulit) sampai detail dunia mati yang begitu imajinatif membuat Coco selalu mengesankan setiap momennya. Tak hanya itu Coco juga mengangkat tema yang sangat bagus mengenai kematian, kehidupan, dan keluarga, tiga topik yang sensitif dengan apik dan penuh rasa hormat.
Lagu-lagu dalam Coco walau tak ada yang akan seterkenal Let It Go atau How Far I’ll Go pun memiliki kesan tersendiri. Lagu yang dinyanyikan oleh aktor cilik Anthony Gonzalez membuat saya tersenyum dan bahkan terisak di penghujung film. Range lagunya pun luar biasa mulai Un Poco Loco yang lucu, Everybody Knows Juanita yang mendayu ala telenovela, Proud Corazon yang membangkitkan semangat, hingga Remember Me yang… ah, pasti akan sangat diasosiasikan dengan film ini di masa mendatang.
Bila film ini dikatakan sangat emosional bagi beberapa orang, saya rasa pasti demikian, terutama bagi saya yang memiliki darah Tionghoa. Sebab orang Tionghoa pun memiliki tradisi yang mirip dengan Dia de Muertos yang kita namai Ceng Beng. Di hari tersebut kami orang Tionghoa percaya bahwa leluhur yang mati akan kembali untuk berkumpul bersama dengan kembali dari alam sana. Tidaklah mengherankan Coco menjadi film Pixar yang terlaris di Cina sekarang. Toh tak hanya untuk orang Tionghoa saja, tema kematian dan kehidupan setelah kematian adalah sesuatu yang universal untuk setiap orang bukan?
Jadi bagaimana penilaianku akan Coco? Terlepas dari jalan cerita yang tergolong biasa, perhatian pada detail dunia Coco hingga pesan moral yang bagus yang disampaikan membuat animasi ini layak dimasukkan dalam jajaran animasi-animasi bagus yang dibuat oleh studio Pixar, pertahankan terus kualitas ini ya!
Score: B+
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.