Apollo 11
Kadang saya bingung dengan tingkat intelejensi banyak orang di dunia. Lebih dari lima dekade setelah manusia pertama kali melangkahkan kaki di bulan masih banyak orang yang tidak mempercayainya. Sementara NASA dan beberapa program luar angkasa sudah membuat banyak kemajuan (mendaratkan drone di Mars misalnya) secara keseluruhan kemajuan dunia di dalam segi eksplorasi luar angkasa terbilang sangat jauh dibandingkan dulu. Ingat, jangka waktu dari Wright bersaudara terbang pertama kali ke manusia mendarat di bulan hanya memakan waktu enam dekade saja!
Oke, cukup dengan uneg-uneg saya. Apollo 11 adalah sebuah film dokumenter yang disutradarai oleh Todd Douglas Miller. Yang unik dari film dokumenter karya Miller ini adalah ia memakai format yang berbeda dengan dokumenter-dokumenter biasanya. Ia tidak mengambil footage baru apapun di dalam film ini. Dengan kata lain kalau kalian berharap akan ada wawancara dengan Buzz Aldrin, Michael Collins, ataupun orang-orang lain yang berjasa membuat misi ini sukses akan kecewa (dan ironisnya, kebanyakan orang yang terlibat di dalam misi Apollo 11 ini sudah meninggal dunia – termasuk Neil Armstrong).

Yang dilakukan Todd Douglas Miller adalah mengambil footage dari ratusan ribu menit dari berbagai sumber. Perlu diingat bahwa saat misi Apollo 11 dilakukan mata seantero dunia menyaksikan dan bertanya-tanya apakah janji yang dinyatakan oleh John F. Kennedy di awal dekade 1960an itu benar-benar bisa dilakukan. Tak hanya publik Amerika sendiri yang penasaran tetapi juga bangsa Uni Soviet yang menjadi pesaing lain dalam Space Race yang mendefinisikan dekade 1960an itu. Dari ratusan ribu menit itulah Todd Douglas Miller memilah-milah footage yang ada dan merangkainya menjadi sebuah narasi sepanjang 93 menit.

Suka tidaknya kalian akan film ini tergantung dari seberapa besar rasa ingin tahu kalian penjelajahan luar angkasa. Saya percaya bahwa film ini akan lebih disukai oleh generasi orang tua di tahun 1960 – 1970an yang hidup di era Space Race berlangsung. Bagi mereka ini tentunya akan menjadi sebuah nostalgia yang manis akan masa tersebut. Di sisi lain mereka yang mengenal Apollo 11 hanya dari buku pelajaran – apalagi dari film seperti Transformers (yang film ketiganya bersangkutan dengan misi Apollo 11) mungkin akan kecewa karena narasi yang cenderung datar-datar saja, apalagi karena di tahun 2018 lalu Damien Chazelle sudah pernah mengangkat film biopik Neil Armstrong yang juga berhubungan dengan peluncuran Apollo 11. Siapa lagi yang akan menyukai film ini? Publik Amerika. Kenapa? Karena pencapaian Amerika mendaratkan Apollo 11 di bulan bisa dibilang merupakan pencapaian terhebat mereka yang terakhir (setelah itu sejarah Amerika lebih banyak dilalui dengan kegagalan seperti kekalahan di Perang Vietnam, skandal-skandal Presiden yang mengguncang negara, sampai serangan teroris WTC yang gagal mereka antisipasi).

Saya pribadi merasa film Apollo 11 adalah sebuah dokumenter yang menarik dan menambah pengetahuan saya akan Space Race yang terjadi di era tersebut tanpa bungkusan drama atau hiperbola. Sulit untuk menyebutnya sebagai sesuatu yang menggugah sebab tanpa bumbu-bumbu penyedap apapun ia jadinya seperti menonton rangkaian peluncuran roket Apollo 11 yang dirangkum saja. Sebagai sebuah pengingat pencapaian hebat 50 tahun silam Apollo 11 sudah sempurna. Hanya satu saja pertanyaanku: apakah Todd Douglas Miller pantas ya disebut sutradara dari film ini? Apa tak lebih pas menyebut dirinya sebagai editor film saja?

Score: 7
Categories
reviewapasaja View All
A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.