Skip to content

Underwater

Salah satu tempat yang paling misterius di dunia adalah Mariana Trench. Tahu tempat tersebut? Itu adalah palung terdalam di dasar samudra. Konon begitu sulitnya mengakses tempat tersebut hanya ada tiga orang saja yang sampai sekarang bisa ke sana. Dengan kata lain ada lebih banyak orang yang berhasil menjejakkan kakinya ke bulan ketimbang sampai di dasar Mariana Trench. Akan tetapi film ini mengambil sebuah setting yang sedikit di masa depan, di mana manusia sudah berhasil membuat sebuah lokasi drilling (kemungkinan untuk minyak) di dasar Mariana Trench.

Situs pengeboran Keppler 822 ini dioperasikan oleh perusahaan Tian. Konon ada rumor mengenai hal-hal tidak baik yang terjadi di tempat tersebut. Toh, perusahaan Tian tak seberapa memedulikannya dan pengeboran terus berjalan. Sebuah kecelakaan terjadi menyusul bencana dasar samudra. Sebuah gempa di dasaran mendadak menghancurkan sebagian struktur bangunan dari Keppler 822 dan menjebak beberapa kru di sana – termasuk Norah Price dan teman-temannya. Grup berjumlah kurang dari sepuluh orang ini sadar bahwa satu-satunya cara mereka untuk meloloskan diri dari dasar Mariana Trench adalah untuk pergi ke bagian lain dari Keppler 822. Sialnya bagi mereka – akses untuk pergi ke bagian tersebut sudah hancur. Mereka harus berjalan di dasar samudra yang gelap untuk mencapai tempat tersebut. Hal tersebut tentu tidak mudah mengingat dasar samudra sangat gelap, tekanan air sangat tinggi, dan yang paling mengerikan? Mungkin ada makhluk-makhluk yang tak dikenal manusia tengah mencari mangsa!

Film ini memiliki pacing yang cukup gegas sebab runtimenya memang terbilang pendek: hanya 90 menit saja. Oleh karena itu sang sutradara William Eubank tak banyak buang waktu untuk pengenalan karakter dan hal-hal lainnya. Ia langsung melempar penonton pada setpiece aksi dan menggeber ketegangan demi ketegangan para survivor Keppler 822 berjuang hidup dan menyelamatkan diri mereka. Saya harus salut kepada akting para pemain di sini: mulai dari Kristen Stewart, Vincent Cassel, Jessica Henwick, sampai T.J. Miller semua tampil sebagai sosok yang likable – hal yang terbilang sulit sebab penonton tak tahu apapun mengenai latar belakang mereka. Kita hanya bisa mengenal mereka melalui banter dan interaksi antara mereka saat momen-momen agak ‘tenang’ di film ini.

Sayangnya akting prima para pemain di sini disia-siakan oleh sang sutradara. Eubank adalah seorang sutradara yang mengawali karirnya sebagai pengarah bidang fotografi, ini membuat saya bingung mengapa begitu banyak shot dan sinematografi yang buruk di film ini. Salah satu contohnya: lighting dan sudut pengambilan kamera. Eubank berulang kali menggunakan shot yang diambil dari balik helmet karakter, terkadang dengan menggunakan close-up shot. Saya paham apa yang ingin ia lakukan, ia ingin membuat penonton merasakan nuansa klaustrofobik yang dialami oleh para karakter di film ini. Alih-alih mencapai efek tersebut, saya malahan dibuat bingung dengan apa yang tengah terjadi di layar. Gara-gara saya close-up melihat mimik muka para aktor, saya kesulitan memahami di mana posisi tiap-tiap mereka. Dan faktor kedua: lighting, memperburuk keadaan. Oleh karena Mariana Trench adalah tempat yang gelap dan nircahaya, hampir setiap shot di sini bervariasi hanya dari: gelap, remang, atau kabur karena tersamarkan air. Yah, paling tidak CG makhluk-makhluk yang menganggu perjalanan para survivor ini tampil cukup meyakinkan.

Underwater adalah salah satu film terakhir yang dirilis di bawah banner 20th Century Fox / 21st Century Fox sebelum mereka diambil alih oleh Disney. Konon karena itu perilisan film ini tak dibarengi promosi / iklan yang gencar – seakan Disney hanya ingin sekedar ‘mengosongkan’ gudang Fox saja supaya bisa mulai baru. Ah, akan tetapi saya merasa itu hanya karena para eksekutif Disney melihat film ini dan merasa bahwa potensi film ini tak lebih dari sekedar untuk pasar straight-to-home atau untuk saluran streaming semata. Ketimbang menonton Underwater, mendingan menonton Life yang memiliki tema serupa tapi dengan eksekusi jauh lebih sempurna.

Score: 4

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

Discover more from Review Apa Saja

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading