Skip to content

No Filter

Siapa yang tidak tahu apa itu Instagram?

Tanyakan kepada orang apa tiga jejaring sosial yang paling terkenal di dunia dan jawabannya adalah: Facebook, Twitter, dan Instagram. Di antara ketiganya, adalah Instagram yang memiliki posisi paling unik.

Instagram adalah perusahaan yang didirikan paling muda di antara ketiganya. Sementara Facebook sudah lahir semenjak 2004 dan Twitter semenjak 2006, Instagram baru muncul dari tahun 2010. Yang lebih unik lagi adalah, Instagram bukan sebuah perusahaan independen, paling tidak semenjak delapan tahun yang lalu. Instagram sudah diakuisisi oleh Facebook semenjak tahun 2012 dulu, saat mereka dibeli dengan harga USD 1 Milyar.

Sarah Frier, seorang penulis yang bekerja di Bloomberg Business, menulis buku berjudul No Filter, sebuah buku tentang kisah Instagram.

Saya suka dengan penulisan Frier yang mengupas tuntas kisah Instagram dari awal hingga akhir tahun 2018. Kisah dari media sosial bergambar ini bermula saat Kevin Systrom bekerja sama dengan temannya, Michael ‘Mike’ Krieger untuk mendirikan Instagram – yang saat itu dinamakan Burbn (sebuah permaina kata dari Bourbon, sejenis miras). Karena makin populernya fitur fotografi di kalangan pengguna smartphone awal, Systrom dan Krieger memutuskan untuk berfokus pada elemen ini, sambil menambahkan elemen filter yang membuat gambar yang diambil dari smartphone yang masih buram saat itu menjadi lebih artistik dan bagus.

Instagram mampu naik daun dengan cepat dan langsung menjadi incaran dari dua jejaring sosial raksasa dunia saat itu: Facebook dan Twitter. Setelah pertama ditawari oleh Twitter (karena Jack Dorsey, pendiri sekaligus CEO Twitter adalah investor awal di Instagram), Systrom ternyata memutuskan untuk menerima pinangan Facebook yang kala itu memberikan nominal yang mencengangkan – 1 Milyar USD (jumlah yang kalau dilihat sekarang sangat kecil sekali, apalagi penghasilan dari iklan Instagram sekarang per tahunnya lebih dari 10 Milyar USD). Tentu saja menerima pinangan Facebook dan Mark Zuckerberg mberarti Systrom dan Krieger sekarang bekerja di bawah Zuckerberg… dan walaupun pada awalnya Zuckerberg berjanji bahwa Systrom dan Krieger akan tetap berdiri secara independen, selanjutnya tak akan selalu begitu.

Saya membaca No Filter sesudah Creativity Inc. (kisah dari perusahaan Pixar) , dan tidak bisa tidak menyadari kesamaan dari keduanya. Keduanya sama-sama merupakan kisah dari CEO / Pemimpin dari perusahaan sesudah mereka diakuisisi oleh brand lain yang lebih besar. Dalam hal Instagram, mereka dibeli Facebook. Dalam hal Pixar, mereka dibeli oleh Disney. Dari sini saya sadar bahwa style kepemimpinan sang CEO utama berbeda; Bob Iger yang memimpin Disney memiliki visi dan gaya kepemimpinan yang berbeda dari Mark Zuckerberg. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa Sarah Frier bercerita dengan beberapa bias yang datang dari sudut Instagram, dan itu berarti sedikit banyak akan ada statemen dan kejadian yang memojokkan Facebook.

Walaupun No Filter adalah kisah dari Instagram, tidak mungkin kisah ini berdiri sendiri tanpa kompetitor-kompetitornya. Tiga jejaring sosial besar lain kerap disebut di sini: Twitter, Facebook, sampai Snapchat yang sempat menjadi pesaing utama Instagram di era 2014 – 2017. Sayangnya, buku ini sudah berakhir sebelum sempat membahas bagaimana Instagram harus bertarung dengan musuh terbaru mereka: TikTok. Ini sebenarnya akan menjadi sebuah bahasan yang menarik, karena ini adalah kali pertama Instagram (dan jejaring sosial lain) harus berhadapan dengan sesuatu yang tak datang dari ranah Amerika (TikTok berasal dari Cina). Mungkin bisa diterbitkan di sekuel dari No Filter?

Kalau kamu suka dengan film The Social Network yang tayang di layar lebar pada tahun 2010, buku ini seperti sekuelnya. Kalian mau tahu apa saja sepak terjang Mark Zuckerberg setelah film tersebut berakhir? This is the story of what comes next. Saya pribadi menilai ini merupakan bacaan yang sangat seru dari awal sampai akhir dan membuat saya jadi merefleksikan diri, seberapa besar Instagram sudah mengubah dunia?

Score: 9.0

reviewapasaja View All

A movie, book, game, TV series, comic, manga, board game, bla bla bla, etc etc etc lover. He tends to ramble about a lots of stuff in life. You can follow in his IG page @dennisivillanueva for his daily ramblings.

Leave a Reply

Discover more from Review Apa Saja

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading